Forum Komunikasi Komite Audit PTNBH se Indonesia di UNY

Wamendiktisaintek Fauzan: Audit Bukan Hanya Sekedar Persoalan Administrasi

 

mediacitraindonesia.comYogyakarta| Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Forum Komunikasi Komite Audit Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) seIndonesia, Kamis (8/5/2025).

Kegiatan ini mempertemukan perwakilan Komite Audit dari 21 PTNBH di Indonesia, dalam rangka memperkuat sinergi dan peningkatan kualitas tata kelola perguruan tinggi.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengatakan, audit bukan sekedar proses administrasi melainkan bagian ritual intelektual yang menjaga marwah universitas.

“Audit di perguruan tinggi ini tidak hanya sekedar persoalan administrasi, tetapi merupakan tanggung jawab integritas moral. Karena bagaimana pun perguruan tinggi bagian dari pendidikan yang memiliki tanggung jawab untuk mengawal etika moral,” katanya saat ditemui wartawan usai acara.

Wamendiktisaintek Fauzan menyebut, audit yang berlaku di perguruan tinggi ini jangan sampai dimaknai kegiatan administratif saja. Audit adalah bagian dari nafas dan cara bertanggung jawab publik yang tidak mengenal momen.

“Pada saat kapan saja publik bertanya, perguruan tinggi harus bisa menjawab. Di sinilah pentingnya berkolaborasi antara stakeholder yang terkait dalam rangka meneguhkan tegaknya etika moral, termasuk juga etika moral beraudit,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Wamendiktisaintek Fauzan juga menyinggung soal kemajuan teknologi berupa Artificial Intelligence (AI). Audit pendidikan tinggi tidak lagi cukup berperan sebagai penjaga belakang layar, tapi harus berinovasi yang tidak melampaui etika serta efisiensi.

Menurutnya, teknologi khususnya AI, membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang dulu tidak terbayangkan. Saat ini sangat dimungkinkan melakukan sistem audit otomatis yang real time dengan berbasis data melalui kecanggihan AI.

“AI mampu mendeteksi ketidakwajaran sebelum terjadi, block chain untuk menjamin transparansi laporan keuangan dan akademik. Sistem deteksi plagiarisme publikasi ilmiah secara presisi yang tinggi juga bisa dilacak menggunakan AI,” ungkapnya.

Meskdi demikian, Wamendiktisaintek Fauzan memggaris bawahi bahwa teknologi bukan pengganti kebijaksanaan, akal sehat, dan kejujuran dalam beraudit. Audit digital harus menjadi bagian integral dari good university governance.

“Tata kelola universitas yang tidak hanya taat prosedur tapi juga lentur terhadap perubahan terstruktur, reflektif terhadap dampak dan psrtisipatif pelaksanaan jelas yang nampak. Audit partisipasif tidak bisa terjadi tanpa kolaborasi. Alangkah indahnya jika ekosistem audit masa depan tidak dibatasi sekat birokrasi melainkan ditenun dengan semangat kolaboratif dan kesadaran etik yang kolektif,” imbuhnya.

Ketua Forum Komunikasi Komite Audit PTNBH, Prof. Iwan Triyuwono menambahkan, tema dalam pertemuan ini adalah ‘Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) Dalam Kegiatan Audit’, dimana pada masa sekarang teknologi ini sedang membanjir.

“Kita tidak bisa menolaknya, termasuk Artificial Intelligence yang sudah banyak dibicarakan pada forum senat akademik” ungkapnya.

Lebih lanjut Prof Iwan menjelaskan, tidak dipungkiri bahwa AI banyak membantu pekerjaan keseharian, bisa hemat waktu, hemat energi dan hemat pikiran. Namun selama ini kita hanya sebagai pengguna, sehingga alangkah baiknya apabila kita yang menciptakan AI dengan nama lain yang lebih canggih.

“Harapannya dengan negara sebesar ini kita bisa menjadi leader bukan follower, dan yang bisa menjadikan itu adalah proses pendidikannya,” pungkasnya.(*K).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *