mediacitraindonesia.com – Gunungkidul, DIY | Warga Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, melayangkan protes terkait proyek rehabilitasi lapangan yang tak kunjung selesai. Padahal, lapangan tersebut biasanya digunakan untuk Salat Id.
Sejumlah spanduk protes pun terpampang di lokasi proyek yang berada di sebelah Kantor Kalurahan Pampang. Warga menyayangkan lambannya pengerjaan pengurukan lapangan, sementara hari raya semakin dekat.
Berdasarkan papan informasi proyek, pekerjaan ini bertajuk Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarpras Olahraga Sepak Bola dengan luas pengerjaan 69 m x 110 m x 0,12 m dan anggaran hampir Rp 124 juta.
Proyek ini dimulai pertengahan November 2024 dengan target selesai dalam 60 hari. Namun hingga Maret 2025, pengerjaan masih belum rampung.
Lurah Pampang, Saiful, mengakui bahwa proyek ini mengalami keterlambatan akibat musim hujan. “Setelah pengerjaan dimulai, hujan turun terus-menerus sehingga alat berat tidak bisa bekerja maksimal. Akibatnya, proses pengurukan tertunda,” ujarnya, Kamis (13/03/2025).
Sebagai tindak lanjut, pemerintah kalurahan telah memberikan sanksi berupa denda kepada kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek ini. “Dalam surat perjanjian sudah diatur mengenai denda keterlambatan. Kami akan menghitung jumlah denda sesuai durasi keterlambatan,” imbuhnya.
Mengingat kondisi lapangan yang belum bisa digunakan, pemerintah kalurahan bersama tokoh masyarakat telah bersepakat mengalihkan lokasi Salat Id ke dua masjid terdekat, salah satunya Masjid Al-Fajar.
Baca juga : https://mediacitraindonesia.com/polres-gunungkidul-gelar-forum-konsultasi-publik-perkuat-standar-pelayanan/
Saiful memastikan bahwa keputusan ini sudah melalui musyawarah dengan takmir masjid dan tokoh masyarakat. “Kami memahami kekecewaan warga, tetapi ini langkah terbaik agar ibadah tetap berjalan lancar,” pungkasnya.
Sementara itu, warga berharap keterlambatan proyek ini menjadi pelajaran agar ke depan perencanaan lebih matang, terutama dalam mengantisipasi kendala cuaca.