Bisnis  

Pameran Jogja Food and Beverage Expo, Jogja Pack and Process Expo dan Jogja Tea Expo Berskala Internasional 2025 Siap Digelar, Gratis!

mediacitraindonesia.com | Yogyakarta| Krista Exhibitions akan menyelenggarakan pameran Jogja Food and Beverage Expo, Jogja Pack and Process Expo dan Jogja Tea Expo 2025 di Jogja Expo Center (JEC) pada 21-24 Mei 2025. Pameran berskala internasional ini akan menyajikan berbagai kuliner khas Yogyakarta dengan memadukan tradisi dan inovasi yang menarik.

CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim mengatakan, Yogyakarta telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner yang kaya akan cita rasa dan tradisi. Berjalannya waktu, kuliner Yogyakarta terus berkembang dengan gabungan unsur tradisional dengan inovasi modern yang menjadikannya semakin menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Ini pertama kalinya kami menggelar di Yogyakarta. Kami melihat Yogyakarta memiliki potensi besar dalam industri makanan dan minuman,” katanya dalam konferensi pers di Hotel Novotel Suites Malioboro Yogyakarta, Jumat (9/5/2025).

Daud menyebut, pameran ini akan menghadirkan lebih dari 150 peserta, termasuk 40 pelaku UMKM  yang akan menampilkan beragam produk unggulan. Mulai dari sektor makanan, minuman, kemasan, dan percetakan.

“Kami targetkan 9ribu pengunjung selama empat hari. Pengunjung tidak dipungut biaya tiket masuk alias gratis. Biasanya di Jakarta, kami mematok sekitar Rp 150ribu untuk tiket masuk. Cukup registrasi online saja on the spot dan itu gratis,” jelasnya.

Dijelaskan Daud, pameran ini menjadi ajang yang memperlihatkan kekayaan kuliner Nusantara sekaligus inovasi global dari para produsen, importir, dan distributor yang turut berpartisipasi. Dengan menghadirkan pelaku industri dari berbagai negara, pameran ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk lokal serta membuka peluang ekspor lebih luas.

“Nanti juga ada kompetisi memasak makanan khas Jogja seperti lomba memasak gudeg, membuat minuman dawet, jajan pasar, dan lomba memasak makanan khas para Raja,” ujarnya.

Dalam kompetisi memasak tersebut, Krista Exhibitions menggandeng Bakat Boga Challenge yang diselenggarakan oleh Association of Culinary Professionals (ACP). Kompetisi ini menjadi ajang unjuk kreativitas 50 peserta dalam mengolah bahan pangan lokal menjadi sajian inovatif.

Selain itu, pengunjung dapat mengikuti Workshop Pastry & Bakery Culinary, serangkaian  kelas praktis bersama chef profesional yang membawakan topik seperti Butter Cookies for Competition, Gelato Pastry untuk Bisnis, Chocolate Soft Cookies, Chocolate Drinks, Indonesian Travel Cake, Dubai Chocolate, Gelato in Jar, Chocolate Biscuit Sandwich, dan Chocolate for Competition.

Sedangkan dalam mendukung sektor minuman, akan digelar Talkshow Teh bersama Dewan Teh Indonesia (DTI) dan Asosiasi Teh Indonesia (ATI) yang membahas masa depan industri teh dari sisi keberlanjutan, inovasi, dan ekspor, serta Talkshow Kopi bersama DEKOPI yang membedah tren kopi nusantara dan strategi daya saing di pasar global.

Aksi demo masak juga akan ditampilkan di Cooking Demo Stage oleh chef ternama seperti Chef Yongki, Chef Achen, dan Chef Merry yang membawakan resep unggulan dan teknik memasak langsung di hadapan pengunjung. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat mengikuti seminar dan workshop yang membahas tren pasar makanan dan minuman, inovasi bahan baku, strategi pemasaran digital, dan praktik keberlanjutan dalam industri makanan dan minuman. Selain itu, ajang ini akan menjadi wadah untuk menjalin koneksi bisnis melalui sesi Business Matching yang mempertemukan pelaku usaha dengan investor dan mitra potensial.

“Dengan rangkaian acara yang padat dan relevan, pameran ini menjadi momentum penting untuk membangun jejaring, memperkenalkan produk, serta memperkuat posisi industri makanan minuman dan teh Indonesia di pasar nasional maupun global,” lanjut Daud.

Sementara Jogja Pack and Process Expo 2025, akan menjadi wadah strategis bagi para pelaku industri kemasan untuk menampilkan inovasi dan tren terkini dalam mengemas makanan dan minuman. Sebab, kemasan menjadi hal yang tak luput dari sebuah produk menjadi lebih menarik.

“Dirancang sebagai platform terpadu, pameran ini mempertemukan seluruh rantai nilai industri mulai dari produsen bahan baku, pelaku pengolahan dan pengemasan, hingga distributor dan UMKM dengan pembeli potensial, mitra bisnis, serta investor dari dalam maupun luar negeri,” kata Daud.

Pada kesempatan yang sama, Bussiness Development Director Indonesia Packaging Federation, Ariana Susanti menambahkan, di Yogyakarta banyak terdapat kuliner, apalagi gudeg sebagai makanan khasnya. Namun, gudeg merupakan makanan yang tidak tahan lama.

“Oleh karena itu peran kemasan penting untuk menjadikan gudeg ini agar bisa sedikit tahan lama. Kemasannya ini bisa mengangkat kulinernya.  Kuliner Yogya itu nggak kalah dengan kuliner di Thailand. Gudeg bisa mendunia dengan kemasannya,” jelas Ariana.

Ariana menjelaskan, kemasan makanan dan minuman tidak hanya sekedar wadah saja. Namun butuh proses dan, material untum keberlanjutan dari kemasan itu. Bahkan kemasan juga memiliki banyak varian.

“Dari kaleng, gelas, kaca, plastik. Plastik itu ada dua jenis, kaku dan fleksibel. Industri pengemasan berkembang seiring penggunanya. Makanan dan minuman klop dengan kemasannya, kalo nggak ya akan cepat basi. Produksi kemasan itu dituntut buat inovasi secara terus menerus,” imbuhnya.

Vice Chairman of The 1st Bakat Boga Challenge, Chef Philip Walasary menyebut, chef Indonesia  bisa dikenal memiliki kemampuan dan ketrampilan salah satunya melalui kompetisi. Karenanya, ia sangat antusias ketika Krista Exhibitions meminta unutk membuat desain kompetisi di Yogyakarta.

“Kompetisi memasak gudeg, membuat minuman dawet, jajan pasar dan makanan khas Raja ini goalsnya cuma satu, saya ingin mengembalikan makanan Indonesia ke chef muda,” ungkapnya.

Chef Philip menegaskan, kompetisi memasak ini  bukan sekedar adu prestasi. Namun ada makna untuk mengembalikan kembali dasar memasak yang diajarkan oleh nenek moyang.

“Ada 4 kelas nantinya, jajan pasar, dawet, gudeg  yang memasaknya cukup lama. Kami kasih waktu 2 jam untuk gudeg. Kalau makanan yang jadi favorit Sultan ini, makanan yg tidak pernah diajarin di sekolah masak, kurang popular di rumah, karena ini royal food. Indonesia bisa naik kelas dengan makanan,” pungkasnya.

Pameran makanan Jogja Food & Beverages Expo 2025 tidak lepas dari dukungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian  Kementerian Perdagangan, KADIN Indonesia, KADIN Daerah Istimewa Yogyakarta, Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Dewan Teh Indonesia (DTI), Association of Culinary Professionals (ACP), Indonesian Pastry Bakery Society (IPBS), Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), serta berbagai institusi lainnya. (*K).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *