Komisi A DPRD DIY Dorong Pemda Bangun Museum Ramah Lingkungan

MCI – Denpasar, Bali | Komisi A DPRD DIY mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membangun museum yang ramah lingkungan dan ramah publik.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto saat kunjungan kerja dalam rangka Sinau Pancasila bersama media lingkungan DPRD DIY, di Museum Bhajra Sandi, Bali, Selasa (24/6/2025).

Eko menyebut, sejak tahun 2022 DIY telah memiliki Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang penting untuk pedoman belajar sejarah.

“Ada beberapa hal yang tercantum di dalam Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.

Pertama, melaksanakan kebangsaan bahwa setiap masyarakat di Indonesia khususnya di Yogya, kita sama-sama dorong untuk belajar sejarah lahirnya Pancasila. Itu bisa kita baca salah satunya di dalam dokumen Risalah sidang BPUPKI dan BPKI,” kata Eko di sela kunjungan.

Dijelaskan Eko, dipilihnya Bali sebagai inspirasi untuk mengembangkan Sinau Pancasila karena bisa melihat dari dekat museum perjuangan rakyat Bali yang ikut juga memerdekakan Republik Indonesia dan melawan Hindia Belanda.

Di dalam museum tersebut juga terdapat diorama diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Bali. Gambaran diorama itu juga menjadi bagian dari perjuangan rakyat dari Yogya, Sumatera dan daerah lainnya untuk memerdekakan Republik Indonesia.

“Kita lihat ini luas sekali (museumnya), kurang lebih 13 hektar. Dan ini bisa menjadi inspirasi bagi Pemda DY maupun pemda kabupaten/kota di DY untuk tidak semata-mata membangun museum, tapi juga memperhatikan lingkungan,” jelas Eko.

Luasnya lahan di sekitar museum, lanjut Eko, bisa menopang ketersediaan oksigen yang bagus. Selain itu, ada satu kebijakan penting yang diterapkan Pemprov Bali yakni melarang semua penggunaan produk plastik.

“Dan ini saya kira penting bahwa aspek lingkungan hidup ini juga menopang bagaimana pembangunan museum itu dilakukan. Nah yang terakhir ke depan tentu saja penting bagi pemda ini untuk mengembangkan situs-situs bersejarah dalam rangka sinau Pancasila. Dan mengapa kita di Bali? Karena memang Bung Karno leluhurnya juga ada di Bali,” ujarnya.

Sementara Anggota Komisi A DPRD DIY, Akhid Nuryati yang tergabung dalam kunjungan tersebut menambahkan, Sinau Pancasila harus terus dilakukan menggali sejarah termasuk bagaimana Rumusan Pancasila itu digali oleh Bung Karno pada waktu it.

Baca juga…

Veda Ega Pratama Juara Lagi di Red Bull Rookies Cup 2025! Bintang Muda Asal Gunungkidul yang Latihan di Pasar Sapi

“Juga sejarah perjuangan bagaimana memerdekakan Indonesia ini. Kalau tadi kita lihat monumen perjuangan Bali ya, penampakan dari bangunan ini kan sudah menggambarkan, mengilustrasikan tentang apa Pancasila ya. Dari tangganya ada 17, tiangnya 8, panoramanya ada 45 ini menggambarkan bagaimana penggambaran sejarah itu tergambar di dalam setiap penampakan bangunan yang bisa kita belajar dari yang sudah ada,” imbuhnya.

“Artinya dari wujud yang ada sekarang ini kemudian mengingatkan terus prosesi prosesi sejarah yang dilakukan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Jadi spirit memperjuangkan kemerdekaan maupun spirit dulu menggali Pancasila ini terus harus kita gelorakan, harus kita lakukan,” ungkap Akhid. (*Ken).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *