Vandalisme “ Adili Jokowi “ dan Residu Pilpres 2024

Illustrasi Foto : Olivia R Indonews.id

mediacitraindonesia.com –   Gerakan  vandalisme dengan tagar “Adili Jokowi” terus terjadi di beberapa kota besar pekan ini. Gerakan ini menjadi sangat masif, karena direspon publik melalui media sosial dan media mainstream.

Saya  melihatnya, gerakan vandalisme “Adili Jokowi” merupakan ekspresi ketidakpuasan terhadap  sikap politik Jokowi yang nyaris tak goyah meski dihantam dengan berbagai isue  besar. Sebut saja semacam  isu Dinasti Politik, Isu  OCCRP, isu cawe-cawe Pilpres dan isu-isu politik lain.

Tentu saja ini bukan yang  pertama kali karena sebelumnya Jokowi pernah  diserang dengan isu anak PKI maupun isu  Jabatan 3 Periode . Namun yang menarik, semua itu ditanggapi secara tenang dan dengan senyuman khas.  Bahkan,  terhadap isu Vandalisme ini Jokowi  hanya menyebutnya sebagai sebuah sikap ekspresi yang musti dihargai.

Jokowi selalu menghadapi serangan-serangan politik dari lawan politiknya secara dingin, tenang tetapi mematikan.  Dia  bersikap seperti Pendekar tanpa bayangan yang menghadapi musuh secara membabi buta, sehingga setiap pukulan hanya menyentuh angin.

Mengutip pandangan Direktur Parameter Politik Indonesia  Adi Prayitno, Vandalisme Adili Jokowi ini  justru menjadikan publik semain  simpatik terhadap Jokowi, sehingga semakin dihujat maka respon positif publik terhadapnya  semakin meningkat.

Jokowi menempatkan aksi Vandalisme ini sebagai sebuah propaganda, sehingga dihadapi dengan kontra narasi  yang sangat halus. Hal tersebut ditunjukkan  Jokowi  guna menciptakan kesan bahwa dirinya merupakan sosok yang masih dicintai rakyatnya.  Dan sayangnya, kontra narasi ini tak mampu dilawan balik oleh kaum oposisi.

Baca Juga : Korem 072/Pamungkas Gelar Latihan Ketahanan Mars, Uji Kesiapan Fisik Prajurit

Sampai saat ini gaya khas politik  Jokowi itu masih sangat manjur  dipraktekkan untuk menghadapi kaum oposisi.  Jadi , meski serangan vandalisme  Adili Jokowi ini   mencoba bergerak di ruang publik, namun faktanya hanya mampu membangun keramaian di dunia maya  saja.

Semakin maraknya gerakan Vandalisme  Adili Jokowu ini,  sulit dibantah bahwa aksi ini tidak terkait dengan residu Pilpres 2024 yang menampatkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai pemenangnya.  Sebab, kaum oposisi berpendapat bahwa  keikut sertaan Gibran  berkat Mahkamah Konstitusi yang memberikan jalan hukum sehingga putra sulung Jokowi bisa ikut berlaga dalam Pilpres 2024 , sehingga  Prabowo-Gibran bisa memenangkan kompetisi.

Merujuk pada Teori Social Identity,  yang dikemukakan oleh Henri Tajfel,  gerakan Vandalisme ” Adili Jokowi ”  inid diduga dilakukan oleh  kelompok  anti Jokowi   yang melihat bahwa eksistensi Jokowi dimata publik akan   menjadi ancaman . Untuk itu,   meski tak lagi menjabat sebagai Presiden Jokowi  terus menerus  “ dikuya-kuya “ , agar kepercayaan publik terhadap Presiden ke-7 ini menjadi menurun.

Targetnya  untuk mendegradasi kepercayaan publik terhadap rezim Prabowo Gibran, sehingga  pada Pilpres 2029 nanti, Gibran tak lagi berkompetisi. Oleh karena itu,  gerakan semacam ini sampai 5 tahun kedepan akan semakin  masif, terlebih lagi jika survei kepuasan publik terhadap rezim Prabowo Gibran terus meningkat.  . (*/Sulist Ds )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!