MCI – GUNUNGKIDUL, DIY | PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi hijau melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Terbaru, PLN EPI menggelar pelatihan perawatan dan monitoring pohon multifungsi bagi petani dan peternak di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Selasa (27/5/2025).
Program yang berlangsung hingga Rabu (28/5/2025) ini diikuti oleh 30 peserta dari Kalurahan Gombang dan Karangasem. Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Bebadan Pangrekso Loka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Raden Mas (RM) Gustilantika Marrel Suryokusumo atau akrab disapa Gusti Marrel.
Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh penting, di antaranya Sekretaris Perusahaan PT PLN EPI Mamit Setiawan, Pengageng 2 Panitikismo Keraton Yogyakarta KRT Suryo Satriyanto, VP Strategi Pengembangan Biomassa PLN EPI Anita Puspita Sari, VP Transisi Energi dan Perubahan Iklim PT PLN (Persero) Anindita Satria Surya, serta Lurah Karangasem dan Gombang.
Gunungkidul Jadi Proyek Percontohan Pengembangan Biomassa
Menurut Mamit Setiawan, wilayah Gunungkidul dipilih sebagai pilot project pengembangan biomassa, karena dinilai potensial dalam mendukung ekosistem energi terbarukan. Ia menyebut, program ini sudah berjalan selama hampir tiga tahun.
“Pohon yang kami tanam sudah tumbuh setinggi empat meter dan siap untuk dipangkas bulan depan. Daunnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara batang dan rantingnya menjadi bahan bakar biomassa di PLTU Pacitan,” jelasnya.
Saat ini, jumlah pohon multifungsi yang telah ditanam mencapai 175 ribu batang, terdiri dari Kaliandra, Gamal, Indigofera, dan Gmelina. Semua tanaman ini dirawat menggunakan pupuk organik FABA, hasil residu dari PLTU Pacitan dan PLTU Adipala Cilacap.
Lahan Sultan Ground Dimanfaatkan untuk Green Economy
Program penghijauan ini memanfaatkan lahan Sultan Ground (SG) di Kalurahan Gombang dan Karangasem seluas 30 hektare. PLN EPI pun menggandeng masyarakat dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, hingga pengelolaan pupuk dan pakan ternak.
Tidak hanya itu, PLN EPI juga melakukan pendampingan peternakan, pelatihan pembuatan pupuk dari kotoran ternak, hingga pelatihan pembuatan silase, yaitu pakan ternak hijauan yang diawetkan melalui fermentasi untuk mengatasi kelangkaan pakan saat musim kemarau.
Gusti Marrel: Program Ini Bantu Kesejahteraan Petani Gunungkidul
Gusti Marrel menyampaikan, sejak awal diluncurkan pada Maret 2023, program ini mendapatkan dukungan penuh dari Keraton Yogyakarta dan Ngarso Dalem.
“DIY saat ini fokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program ini sangat positif, dan bila terus memberi manfaat, bisa diperluas hingga 200–300 hektare,” ujar Gusti Marrel.
Setelah pembukaan pelatihan, rombongan meninjau lokasi rumah bibit di Gombang dan area penanaman pohon di Telaga Karangasem, yang kini tampak hijau dan subur.
Bangun Rantai Pasok Biomassa dan Kemandirian Masyarakat
Selain mendorong konservasi dan energi bersih, PLN EPI juga membantu masyarakat membangun rumah bibit dan akan membeli bibit dari masyarakat untuk ekspansi penanaman. Hal ini menciptakan rantai pasok biomassa yang berpihak kepada warga lokal.
“Dulu ada istilah ‘ternak makan ternak’. Artinya saat kemarau, peternak menjual ternaknya untuk beli pakan. Sekarang dengan adanya pohon pakan, hal itu bisa dicegah,” kata Anindita Satria Surya dari PLN.
Teknologi co-firing yang digunakan PLN mampu mengurangi konsumsi batu bara sebesar 1-3% dan telah menghasilkan energi bersih sebesar 575,4 GWh. Bahan bakar biomassa yang digunakan meliputi serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan jumputan padat.
Sinergi Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan
Program pemberdayaan masyarakat melalui energi hijau ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara masyarakat, Keraton Yogyakarta, dan PLN EPI dalam mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak Gunungkidul.
“Jika masyarakat sudah mandiri, kami akan melanjutkan program ke wilayah lain. Harapannya pasokan biomassa akan semakin melimpah, dan emisi karbon bisa ditekan secara signifikan,” tutup Mamit.