mediacitranusantara.com – Yogyakarta | Generasi Z (lahir antara 1997–2012) mulai menunjukkan pergeseran signifikan dalam cara mereka mencari informasi. Jika sebelumnya Google Search menjadi “gerbang utama” untuk menjawab segala pertanyaan, kini platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, hingga alat berbasis AI seperti ChatGPT mengambil alih peran tersebut. Data terbaru mengungkapkan perubahan perilaku ini bukan sekadar tren, melainkan transformasi digital yang dipicu oleh preferensi akan konten visual, kecepatan, dan keautentikan.
Menurut laporan YPulse tahun 2023, sekitar 75% Gen Z mengaku lebih sering menggunakan TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi produk atau informasi dibandingkan mesin pencari tradisional. Platform video singkat seperti TikTok menjadi favorit karena menyajikan jawaban dalam format visual yang mudah dicerna.
Misalnya, tutorial makeup atau review gadget disajikan dalam 60 detik, sesuai dengan karakter Gen Z yang menyukai efisiensi. Data Google sendiri pada 2022 mengonfirmasi hal ini: pencarian berbasis video di YouTube meningkat 40% di kalangan remaja.
Faktor lain yang mendorong pergeseran ini adalah kepercayaan terhadap user-generated content (UGC). Studi Stackla (2023) menemukan 58% Gen Z menganggap UGC lebih autentik daripada konten brand resmi. Mereka lebih memilih rekomendasi dari sesama pengguna di media sosial daripada iklan yang terasa “terstruktur”.
Fenomena ini juga mendorong pertumbuhan social commerce. McKinsey (2023) memprediksi nilai pasar social commerce global akan mencapai $1,2 triliun pada 2025, dengan Gen Z sebagai kontributor utama. Fitur seperti TikTok Shop atau Instagram Checkout memungkinkan mereka mencari produk sekaligus membelinya tanpa keluar aplikasi.
Baca Juga : Aliansi Nissan-Mitsubishi Luncurkan Livina Versi Mungil
Selain platform visual, Gen Z juga beralih ke asisten virtual dan AI. Survei Statista (2023) menunjukkan 55% Gen Z menggunakan pencarian suara (voice search) melalui Alexa atau Siri setiap hari. Kemudahan mengakses informasi tanpa mengetik menjadi daya tarik utama. Di sisi lain, kehadiran chatbot AI seperti ChatGPT semakin menggeser peran mesin pencari konvensional. Laporan Morning Consult (2023) mengungkapkan 63% Gen Z telah menggunakan tools berbasis AI untuk mencari jawaban kompleks, seperti tips karir atau analisis data, yang sulit dijawab hanya dengan pencarian Google biasa.
Perubahan perilaku ini menantang Google untuk beradaptasi. Dalam Google Keynote 2023, CEO Sundar Pichai mengumumkan integrasi fitur AI generatif dan pencarian visual di platform mereka. Namun, pertanyaannya adalah apakah inovasi ini cukup untuk mempertahankan Gen Z yang sudah terbiasa dengan dinamika media sosial.
Pergeseran dari Google Search ke platform alternatif mencerminkan evolusi kebutuhan digital Gen Z: cepat, visual, dan personal. Bagi pelaku bisnis atau pemasar, memahami preferensi ini menjadi kunci untuk tetap relevan. Sementara bagi Google, tantangannya adalah membangun ekosistem yang mampu bersaing dengan kecepatan perubahan generasi muda. Satu hal pasti: era dominasi mesin pencari tradisional perlahan mulai tergantikan.