Mahasiswa UNY Sabet Best Presentation di Jepang: Ungkap Potensi AI dalam Pendidikan Kimia Berkelanjutan

Hajidah Salsabila Allissa Fitri Tampil Gemilang di ICKEA 2025 Kyushu University, Angkat Isu Global Tentang Green Chemistry dan Kecerdasan Buatan

MCI – Yogyakarta, DIY | Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh generasi muda Indonesia di kancah internasional. Hajidah Salsabila Allissa Fitri, mahasiswa Magister Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), sukses meraih penghargaan Best Presentation dalam ajang bergengsi The 10th International Conference on Knowledge Engineering and Applications (ICKEA 2025) yang berlangsung di Kyushu University, Fukuoka, Jepang.

Dalam forum ilmiah yang diikuti oleh akademisi dari 13 negara, termasuk Jepang, Inggris, Malaysia, hingga Austria, Hajidah memikat perhatian juri melalui pemaparannya tentang peran Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung pendidikan kimia yang berkelanjutan dan ramah lingkungan (green chemistry education). Ia menekankan pentingnya integrasi AI tidak hanya sebagai alat bantu pengajaran, tetapi juga sebagai solusi konkret dalam simulasi proses kimia yang aman dan efisien serta analisis data emisi.

AI bukan hanya alat bantu pengajaran, tetapi juga solusi masa depan untuk pendidikan kimia yang lebih ramah lingkungan dan efisien,” ujar Hajidah, saat diwawancarai di kampus UNY pada Selasa (24/6/2025).

Dalam penelitiannya, Hajidah memetakan lonjakan tren publikasi internasional sejak 2021 yang menggabungkan topik AI dan green chemistry. Ia menyoroti bahwa meskipun topik ini semakin populer, integrasi AI dalam pendidikan kimia masih minim dari sisi pendekatan pedagogis yang sistematis dan menyeluruh.

Mahasiswi asal Srumbung, Magelang, ini juga menyingkap dominasi Amerika Serikat, India, dan Tiongkok dalam publikasi global di bidang ini. Namun, ia mengkritisi bahwa kolaborasi internasional masih terfragmentasi dan belum optimal. “Kebanyakan riset masih dilakukan dalam kelompok kecil dan kurang terhubung secara global,” ungkap alumni SMAN 1 Wates itu.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/mahasiswa-uny-tampilkan-inovasi-pangan-tinggi-serat-di-culinary-innovation-festival-2025/

Institusi seperti Center for Computational Toxicology and Exposure (AS), University of Campinas (Brasil), dan National Kaohsiung University of Science and Technology (Taiwan) disebut sebagai pusat-pusat aktif dalam bidang interdisipliner ini. Sementara itu, jurnal seperti ACS Sustainable Chemistry and EngineeringBioresource Technology, hingga PLOS ONE menjadi tempat utama publikasi yang membahas topik ini secara mendalam.

Salah satu studi penting yang dikutip Hajidah adalah karya Schweidtmann AM, yang mengulas bagaimana AI digunakan untuk mengoptimalkan proses kimia. Ia menambahkan bahwa beberapa negara dengan jumlah publikasi yang sedikit justru menghasilkan karya berkualitas tinggi dengan dampak global yang besar.

Di akhir paparannya, Hajidah menekankan pentingnya membangun model pembelajaran kimia yang kontekstual, inklusif, dan didukung kebijakan teknologi pendidikan yang merata. Ia mengajak para akademisi dunia untuk memperkuat kolaborasi riset lintas negara demi pendidikan sains abad ke-21 yang lebih berkelanjutan.

Keberhasilan Hajidah di panggung ICKEA 2025 menambah daftar panjang prestasi mahasiswa Indonesia di dunia internasional. Pihak UNY menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini sebagai bukti nyata kualitas dan daya saing generasi muda Indonesia.

“Ini adalah kebanggaan tidak hanya bagi UNY, tetapi juga bagi Indonesia,” ujar perwakilan UNY. “Kami terus berkomitmen mendukung lahirnya ilmuwan muda yang inovatif dan berwawasan global.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *