MCI – Yogyakarta | Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan akan melakukan perbaikan tata kelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah berulang kali terjadi kasus keracunan massal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan evaluasi menyeluruh tengah dilakukan agar kejadian serupa tidak terus berulang.
Kasus terbaru menimpa 137 siswa SMP Negeri 3 Berbah, Sleman, pada Kamis (28/8/2025). Mereka mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan MBG yang dibagikan di sekolah. Sebelumnya, 379 siswa dari empat SMP di Mlati, Sleman, juga dilaporkan keracunan, bahkan 18 di antaranya harus dirawat di rumah sakit. Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya cemaran tiga jenis bakteri dalam sampel makanan.
Tidak hanya di Sleman, pada akhir Juli lalu sebanyak 497 siswa di Kulon Progo juga menjadi korban keracunan MBG. Meski sebagian besar mengalami gejala ringan, satu siswa harus dirawat di RSUD Wates selama dua malam.
Baca juga : https://mediacitraindonesia.com/dandim-0730-gunungkidul-cek-dapur-mbg-sppg-di-ponjong/
Dengan rangkaian kejadian tersebut, hampir 1.000 siswa di DIY menjadi korban keracunan MBG hanya dalam kurun waktu satu bulan.
Dadan Hindayana menegaskan bahwa BGN bersama instansi terkait akan memperbaiki tata kelola dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), termasuk dalam proses distribusi makanan. Ia juga memastikan penyebab pasti keracunan sedang diperiksa lebih lanjut oleh otoritas berwenang.
“Proses operasionalnya yang ditingkatkan terus menerus. Sedang diperiksa dengan saksama oleh instansi terkait,” ujar Dadan.
Kasus berulang ini menimbulkan sorotan publik terhadap efektivitas program MBG yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan gizi siswa di sekolah.