MCI – Yogyakarta, DIY | Ecoprint Bazaar Festival 2025 yang digelar di House of LMAR Boutique & Gallery, Galeria Mall Lantai 1, Yogyakarta, sukses menyedot perhatian para pecinta fashion dan pencinta lingkungan. Digelar pada 22 hingga 25 Mei 2025, festival ini menjadi panggung bagi enam desainer ternama yang menampilkan koleksi busana bertema “Alam Dalam Kain”.
Acara ini bukan hanya sekadar bazaar produk, melainkan juga wadah edukasi melalui berbagai kegiatan menarik seperti fashion show, workshop, dan business talks. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara LMAR dan Galeria Mall, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dalam industri kreatif.
“Festival ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kekayaan hayati Nusantara yang dituangkan ke dalam karya tekstil berkonsep ecoprint,” ujar Koordinator Kegiatan, Lia Mustafa, kepada awak media.
Menurut Lia, Ecoprint Bazaar Festival 2025 membawa pesan kuat bahwa kreativitas bisa tumbuh dari bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Tidak hanya memamerkan karya indah, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat terhadap pelestarian alam melalui seni.
Fashion show menjadi magnet utama dalam festival ini, menampilkan koleksi eksklusif dari enam desainer ecoprint berbakat, yaitu: PrajanEco, DJNF, Modesta Art, RP Kezia, Amalia by Lia Wulandari, dan Tika Setya. Setiap karya memuat filosofi alam yang diolah dengan teknik pewarnaan alami yang kini semakin diminati dalam industri fashion berkelanjutan.
Tak hanya itu, sebanyak 11 stand UMKM turut meramaikan bazaar dengan menawarkan beragam produk kreatif—mulai dari kuliner khas, kerajinan tangan, batik, hingga busana lokal berkualitas.
“Setiap kain yang digunakan mengandung filosofi alam. Ini bukan sekadar fashion, tapi narasi budaya yang hidup,” jelas Lia.
Lebih dari sekadar jual-beli produk, Ecoprint Bazaar Festival 2025 juga menjadi ruang perjumpaan antara desainer, pelaku UMKM, dan masyarakat luas. Harapannya, festival ini mampu membangun kesadaran kolektif untuk lebih mencintai produk lokal yang ramah lingkungan.
“Kami ingin masyarakat lebih mengenal potensi lokal, mencintai produk ramah lingkungan, dan terlibat dalam gerakan pelestarian alam lewat karya,” pungkas Lia.