MCI – Sleman, DIY | Sebanyak 989 orang karyawan PT Mataram Tunggal Garmen (MTG) mulai menerima hak Jaminan Hari Tua (JHT) pasca terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat insiden kebakaran yang melanda pabrik pada akhir Mei lalu.
Penyerahan JHT ini dilakukan atas kerja sama antara PT MTG, BPJS Ketenagakerjaan, dan Pemerintah Kabupaten Sleman.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Sleman, Rudi Susanto mengatakan, pemberian manfaat JHT bukan hanya urusan administratif, melainkan bagian dari misi kemanusiaan dan perlindungan sosial.
“Hari ini sampai tiga hari ke depan, kami menjadwalkan dan mengagendakan pelayanan klaim jemput bola kepada 989 tenaga kerja PT MTG yang mengalami PHK. Angka-angka ini tidak hanya sekedar angka dalam laporan, tetapi bukti hadirnya pemerintah, negara, dan BPJS Ketenagakerjaan,” kata Rudi di Pendopo Parasamya Kompleks Pemkab Sleman, Senin (16/6/2025).
Rudi mengungkapkan, total JHT yang disalurkan kepada karya PT MTG mencapai Rp3.905.409.473. Ia menjelaskan, setiap pekerja menerima jumlah JHT yang berbeda tergantung lama masa kerjanya.
“Kami juga menyiapkan manfaat lanjutan berupa Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang memberikan santunan tunai hingga 60 persen dari gaji selama enam bulan. Selain itu, akses ke pelatihan kerja dan lowongan pekerjaan melalui aplikasi Siap Kerja,” ujar Rudi.
Rudi menyadari, PHK ini bukan hal yang diinginkan. Namun kepastian atas manfaat hak JHT untuk karyawan, pihaknya bekerja sama dengan BTN memberikan kepastian selama 3 hari ke depan.
“Kami akan memberikan layanan, kami akan memberikan proses klaim dan akan langsung membayarkan sejumlah kurang lebih Rp 3,9 miliar untuk 989 tenaga kerja,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT MTG, Robby Kusumaharta menambahkan, dirinya mengucapkan terimakasih terhadap BPJS dan Pemkab Sleman atas koordinasi cepat dan dukungan penuh sejak hari pertama musibah. Ia turut menyampaikan refleksi mendalam terkait arti kebersamaan dan solidaritas pasca insiden kebakaran.
“Ada hikmah yang bisa diambil bahwa peristiwa ini memperkuat nilai-nilai hubungan antara perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Musibah terjadi pada kami cukup mengejutkan karena resiko itu tidak pernah kita duga dan disitu kami merasakan makna daripada relasi-relasi antara vertikal horizontal,” ungkapnya.
Menurut Robby, meski secara formal telah terjadi PHK, namun secara moral dan sosial, hubungan antara perusahaan dan karyawannya tetap erat.
PT MTG, lanjut Robby, telah lama menjadi pusat pengembangan SDM yang unggul, termasuk melalui kerja sama dengan perguruan tinggi serta program pengiriman tenaga kerja ke Jepang.
“Kami telah menyusun strategi pemulihan, termasuk target renovasi pabrik yang akan dimulai bulan depan,” paparnya.
Robby mengungkapkan, proses renovasi yang ditargetkan akan memakan waktu enam bulan. Setelah selesai, para pekerja yang terdampak akan menjadi prioritas untuk kembali dipekerjakan.
“Kami berkomitmen nanti kalau pabrik kami selesai, Anda tentunya masih bekerja dengan kami. Nah sekarang kita jaga silaturahmi selama ini. Kita jaga hubungan kita ini,” kata Robby.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menjadi pihak yang sejak awal sigap mengawal penanganan dampak kebakaran. Ia menggambarkan betapa seriusnya dampak musibah ini terhadap kelangsungan hidup para pekerja dan keberlanjutan industri garmen di wilayahnya.
Baca Juga…
IKC Jateng-DIY Gelar Kopdar Ramadan: Touring, Buka Bersama, dan Santunan di Klaten
Oleh karenanya, sejak hari kejadian, Pemkab Sleman berusaha menjembatani solusi jangka pendek, termasuk mencarikan pabrik mitra untuk relokasi sementara produksi, meskipun menghadapi sejumlah kendala teknis.
“Saya berpikir terus ini bagaimana ya bisa kondisi seperti ini kita harus memberhentikan 1800 pekerja. Ini mudah-mudahan berhenti ini hanya sementara,” tambahnya.
Lebih lanjut, Danang menyampaikan Pemkab Sleman juga meluncurkan program Taksi Pekerja, sebuah inisiatif untuk menjembatani para tenaga kerja dengan perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan. Dalam tiga hari masa layanan klaim JHT ini, program tersebut dibuka khusus untuk eks-pekerja MTG, dan akan dilanjutkan di Dinas Tenaga Kerja jika animo tinggi.
“Taksi Pekerja ini jenengan bisa buka selama 3 hari di saat teman-teman ini mengambil JHT. Syukur kalau nanti peminatnya banyak, silakan,” ujarnya.(*Ken).