MCI – Yogyakarta, DIY | Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta meresmikan dua pusat studi baru di Auditorium Koinonia, Selasa (17/6/2025).
Dua pusat studi baru tersebut adalah Center of Immersive Technology and Creative Innovation (CITACI) dan Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian (PSPP).
Peresmian dua pusat studi baru itu menjadi wujud komitmen UKDW Yogyakarta terhadap isu-isu kemanusiaan dan teknologi digital yang berkembang semakin pesat.
Rektor UKDW Yogyakarta, Wiyatiningsih mengatakan, kedua pusat studi ini menjadi bagian dari visi kampus sebagai universitas yang berkelanjutan dan responsif seiring dengan tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Keduanya menjadi pusat studi ketiga dan keempat di bawah LPPM. Kami telah menyediakan ruang kerja baru bagi para pakar. Dari situlah akan lahir ide-ide yang mencerminkan wajah UKDW untuk masyarakat,” kata Wiyatiningsih dalam sambutannya.
Dibentuk sejak tahun 1986, PSPP merupakan lembaga pionir UKDW Yogyakarta dalam mengembangkan budaya damai berdasarkan nilai-nilai teologis dan sosial yang kontekstual dalam masyarakat Indonesia yang beragam.
Di bawah kepemimpinan Pdt. Dr. Jozef MN. Hehanussa, M.Th., PSPP hadir kembali dengan semangat baru sebagai pusat unggulan dalam penelitian, pendidikan, dan advokasi perdamaian.
Melalui pendekatan multidisipliner, PSPP berharap dapat memperkuat visibilitasnya dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat luas, khususnya dalam pengelolaan konflik dan pembangunan perdamaian yang berkelanjutan.
“Setelah hampir empat dekade, PSPP kembali dengan pendekatan multidisipliner yang lebih kuat untuk menghadapi kompleksitas konflik di era digital,” jelas Hehanussa.
Ketua LPPM UKDW Yogyakarta, Freddy Marihot Rotua Nainggolan menambahkan, PSPP didirikan sebagai respon terhadap isu-isu global seperti perang nuklir dan tragedi Chernobyl, serta konflik nasional pasca-reformasi.
Baca juga…
Danrem 072/Pamungkas dan Kapolri Tinjau Arus Mudik Lebaran 2025 di Stasiun Tugu
“Kami ingin menghadirkan kajian yang tidak hanya terbatas di lingkungan internal, tetapi juga menjangkau skala nasional dan internasional,” paparnya.
“Kami tidak hanya ingin menghasilkan penelitian yang berkualitas, tetapi juga memberikan solusi konkret bagi permasalahan masyarakat melalui pendekatan interdisipliner,” imbuh Freddy. (*Ken).