MCI – Bantul, Yogyakarta | Menteri Perdagangan RI Budi Santosa meluncurkan program Gerakan Kamis Pakai Produk Lokal (GASPOL) Goes To Campus di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (20/6/2025).
Program ini merupakan bagian dari kampanye Bangga, Bela, dan Beli buatan Indonesia sebagai upaya pemerintah mendorong peningkatan rasio kewirausahaan nasional, terutama untuk mahasiswa.
Mendag Budi mengatakan, lulusan program perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri sebagai enterpreneur yang mampu menciptakan lapangan kerja dan bukan hanya sebagai pencari kerja. Hal ini lantaran masih banyaknya lulusan perguruan tinggi yang hanya berfokus pada mencari kerja.
“Mayoritas pelaku UMKM di Indonesia selama ini muncul karena keterpaksaan, seperti akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kebutuhan ekonomi mendesak. Pola ini harus dirubah agar wirausaha menjadi pilihan utama, bukan sekadar jalan terakhir,” katanya.
Menurut Mendag Budi, program GASPOL di lingkungan kampus dinilai sebagai langkah konkret untuk membangun ekosistem bisnis lokal sejak mahasiswa menempuh bangku kuliah.
“Pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan nasional yang kini berada di angka 3,5 persen bisa meningkat menjadi 10 persen sebelum 2045,” ujarnya.
“Wirausaha di kalangan mahasiswa jadi hal yang penting dan harus kita optimalkan,” lanjut Budi.
Baca Juga…
Kebakaran Hebat Landa Rumah Warga Ngelo Candirejo Semin, Kerugian Capai Rp100 Juta
UMY menjadi kampus pertama dalam peluncuran GASPOL Goes to Campus. Hal ini karena UMY dinilai menjadi kampus yang memiliki rekam jejak yang kuat sebagai Entrepreneurial University yang secara konsisten mendorong semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Direktur Komunikasi Publik UMY, Ratih Herningtyas menambahkan, program GASPOL Goes to Campus ini akan diterapkan dan telah sesuai dengan program UMY yang sedang menggalakkan Entrepreneur University.
“Ini kesempatan kita membuka dan memperluas pasar untuk mencintai produk lokal. Dan UMY punya beberapa binaan di SEBI (Startup and Business Incubator) yang itu dimulai dari aktivitas mahasiswa, kemudian didampingi sampai mereka punya bisnis yang bisa menghasilkan,” jelas Ratih. (*Ken).