mediacitraindonesia.com – Yogyakarta |Menjelang bulan suci Ramadhan, jumlah pengemis di Yogyakarta kembali melonjak tajam. Data dari Dinas Sosial Kota Yogyakarta mencatat peningkatan hingga 30-40% dibandingkan bulan biasa. Satpol PP Kota Yogyakarta pun memperketat pengawasan di titik-titik rawan.
Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat, mengungkapkan bahwa fenomena ini terjadi setiap tahun karena Yogyakarta dikenal sebagai kota yang dermawan. “Jogja menjadi tujuan para pengemis musiman karena masyarakatnya terbiasa berbagi,” ujarnya, Sabtu (01/03/2025).
Survei menunjukkan bahwa penghasilan pengemis di Yogyakarta saat Ramadhan bisa mencapai Rp150.000–Rp300.000 per hari, jauh lebih tinggi dibandingkan hari biasa yang hanya Rp50.000–Rp100.000. Banyak dari mereka berasal dari luar DIY dan sengaja datang untuk memanfaatkan momen ini.
Baca Juga : https://mediacitraindonesia.com/polisi-bubarkan-aksi-anarkis-pemuda-di-jalan-samas-bantul/
Beberapa titik strategis yang menjadi sasaran pengemis adalah Stasiun Tugu, Malioboro, Keraton Yogyakarta, Masjid Kauman, dan Alun-Alun Selatan. Bahkan, ditemukan kelompok pengemis yang datang secara terorganisir.
Untuk mengatasi masalah ini, Satpol PP bekerja sama dengan Dinas Sosial DIY dan Disnakertrans Kota Yogyakarta. Program rehabilitasi sosial, seperti pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha, menjadi solusi jangka panjang. “Kami tidak hanya menertibkan, tapi juga memberi solusi agar mereka tidak kembali mengemis,” kata Octo.
Selain penertiban, Pemkot Yogyakarta mengimbau masyarakat agar menyalurkan donasi melalui lembaga amal atau program zakat resmi. Dengan pendekatan humanis dan kolaboratif, diharapkan fenomena ini dapat diminimalisir tanpa menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan di bulan suci Ramadhan.