Inovasi Siswa SDN Kotagede 3 Yogyakarta: Kulit Pisang Disulap Jadi Kecap Ramah Lingkungan

Gelar Karya P5 Tampilkan Kecap dari Kulit Pisang, Wujud Nyata Pendidikan Berbasis Proyek dan Gaya Hidup Berkelanjutan

MCI – Yogyakarta|Kulit pisang yang selama ini dianggap limbah, berhasil diolah menjadi kecap lezat dan ramah lingkungan oleh siswa-siswi SDN Kotagede 3 Yogyakarta. Inovasi cilik ini dipamerkan dalam acara “Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)” dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, yang digelar meriah di halaman sekolah pada Senin, 16 Juni 2025.

Kegiatan ini menjadi penutup semester genap Tahun Ajaran 2024/2025, sekaligus panggung kreativitas anak-anak dalam mengusung ide-ide segar demi masa depan bumi. Salah satu karya yang paling mencuri perhatian adalah kecap dari kulit pisang—hasil fermentasi sederhana namun penuh makna ekologis.

“Ini luar biasa. Saya sangat tertarik dengan kecap dari kulit pisang. Anak-anak bahkan diajak menghitung harga pokok penjualannya, jadi mereka belajar numerasi juga,” ujar Santo Mugi Prayitno, M.Pd., dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Yogyakarta.

Kepala SDN Kotagede 3, Rumgayatri, S.Pd., menjelaskan bahwa karya ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis proyek. “Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung mengolah limbah menjadi produk yang berguna,” ujarnya.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/festival-wonderroots-2025-uny-138-inovasi-kuliner-berbasis-umbi-lokal-memikat-pengunjung/

Selain kecap kulit pisang, siswa juga memamerkan produk ramah lingkungan lainnya seperti sabun lerak, eco enzyme, kompos, jamu, dan kerajinan bunga dari limbah plastik. Setiap kelas tampil dengan cara unik: mulai dari drama, lagu, hingga video tutorial, semua disuguhkan dengan semangat dan kreativitas tinggi.

Tim seni SDN Kotagede 3 turut menyemarakkan acara dengan pertunjukan nyanyian, dongeng, dan pantomim. Ketua Komite Sekolah, Kasdu Fiddin, S.Pd., memberikan apresiasi tinggi. “Latihannya sebentar, tapi hasilnya luar biasa. Ini bukti anak-anak bisa tumbuh di luar aspek akademik juga,” katanya.

Pengawas dari Kemantren Umbulharjo, Jemingun, S.Pd., berharap semangat ini terus menyala dan menular ke sekolah lain. “Langkah kecil ini bisa jadi bekal besar. Bisa saja dari sinilah lahir para inovator lingkungan masa depan,” ungkapnya.

Lewat kegiatan ini, nilai-nilai seperti gotong royong, berpikir kritis, dan kepedulian terhadap lingkungan ditanamkan sejak usia dini. Dari sekolah dasar di jantung Kotagede, Yogyakarta, kulit pisang tak lagi jadi sampah. Ia berubah menjadi kecap—sebagai simbol kreativitas, edukasi, dan harapan akan bumi yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *