Final JIKF 2025 Meriahkan Langit Parangkusumo

Layang-layang Raksasa, Kolaborasi Internasional, dan Harapan untuk Tradisi Baru Pariwisata Bantul

MCI – Bantul, DIY |Hamparan langit Pantai Parangkusumo berubah menjadi kanvas raksasa pada Sabtu–Minggu (26–27 Juli 2025), saat babak final Jogja International Kite Festival (JIKF) 2025 berlangsung meriah. Ratusan layang-layang dari dalam dan luar negeri menghiasi cakrawala, menutup rangkaian panjang festival yang telah digelar sejak awal Juli lalu.

Festival tahunan ini menghadirkan semangat kolaborasi, kreativitas, dan warisan budaya. Dalam puncak acara yang dipusatkan di kawasan pantai legendaris Parangkusumo, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih secara simbolis ikut menerbangkan layang-layang raksasa bersama para peserta internasional, didampingi Kepala Dinas Pariwisata DIY Imam Pratanadi.

“Pantai Parangkusumo adalah salah satu top of mind pariwisata DIY. Tepat sekali jika event bertaraf internasional seperti ini digelar di sini. Harapan kami, JIKF menjadi tradisi budaya yang lestari dan masuk dalam kalender tahunan pariwisata Yogyakarta,” ujar Bupati dalam sambutannya.

Tak hanya menyemarakkan langit, kehadiran ribuan pengunjung juga membawa dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Bupati Bantul menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan Dana Keistimewaan yang memungkinkan terlaksananya festival ini dengan maksimal.

“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan dan diperluas. Kunjungan wisata meningkat, UMKM hidup, masyarakat Bantul pun merasakan manfaat langsungnya. Selamat datang peserta JIKF dari negara-negara sahabat. Welcome to Bantul, welcome to Bantul Regency, the part of Special Region of Yogyakarta,” ucapnya penuh semangat.

Puncak Kreativitas Dunia di Langit Selatan Jogja

Festival yang sudah digelar selama beberapa pekan ini menjadi ajang temu bagi komunitas pelayang dari berbagai belahan dunia. Menurut Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, tahun ini peserta datang dari sejumlah negara, memperkuat posisi JIKF sebagai agenda pariwisata unggulan yang berpotensi mendunia.

“JIKF adalah hasil kerja sama apik antara komunitas pelayang, Pemda DIY, dan Paniradya Keistimewaan. Tahun ini kita berhasil menarik peserta internasional, semoga ke depan semakin luas jangkauannya,” katanya.

Ketua Panitia JIKF, Anang Saryanto, menambahkan bahwa acara tidak hanya berisi kompetisi layang-layang, tetapi juga atraksi malam hari, lomba foto, hingga penebaran hadiah dari udara yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung berbagai usia.

“Festival ini kami rancang agar inklusif dan menyenangkan bagi semua kalangan. Tak hanya kompetisi, tapi juga ajang edukasi dan hiburan,” jelas Anang.

Layang-Layang, Budaya, dan Cerita dari Angin

Suasana di Pantai Parangkusumo selama dua hari final berlangsung sangat semarak. Sorak sorai pengunjung, tawa anak-anak, semangat para pelayang, dan semilir angin pantai berpadu menciptakan harmoni yang menghidupkan kawasan ini sebagai destinasi unggulan.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/jelang-jikf-2025-polres-bantul-terapkan-rekayasa-lalu-lintas-di-parangkusumo/

JIKF 2025 bukan sekadar ajang adu kreativitas di langit, tapi juga momentum kebangkitan wisata berbasis budaya. Dengan semangat kolaboratif dan dukungan pemerintah, festival ini diyakini akan terus menjadi tradisi yang dinanti, tak hanya oleh masyarakat DIY, tapi juga oleh wisatawan mancanegara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *