MCI – GUNUNGKIDUL, DIY | Upaya petani Gunungkidul dalam membangun ketahanan pangan melalui budidaya bawang merah mendapat apresiasi tinggi dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia. Apresiasi ini disampaikan dalam kunjungan kerja anggota DPD RI Daerah Pemilihan DIY di Padukuhan Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, pada Senin (16/6/2025).
Rombongan DPD RI yang dipimpin Wakil Ketua GKR Hemas, bersama anggota R.A Yashinta Sekarwangi Mega, Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, dan H. Hilmy Muhammad, mengawali kunjungan dengan mengikuti panen raya bawang merah di lahan pertanian warga setempat.
GKR Hemas menekankan pentingnya semangat gotong royong dan kemauan masyarakat dalam mengembangkan pertanian lokal.
Baca juga : https://mediacitraindonesia.com/angkat-nostalgia-90an-kai-bandara-bakal-gelar-glow-night-fun-run-di-yogya/
“Yang paling penting adalah kemauan masyarakat. Kalau ada kemauan untuk maju, apalagi dengan didikan dan pendampingan, maka hasilnya bisa maksimal,” ujar GKR Hemas.
Ia juga menyebut Gunungkidul memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, khususnya bawang merah. Tercatat ada sekitar 211 hektare lahan di wilayah ini yang cocok untuk budidaya komoditas tersebut.
“Apa yang dilakukan petani di sini menjadi wujud nyata menjaga ketahanan pangan sebagaimana arahan Presiden,” lanjutnya.
Senada dengan GKR Hemas, anggota DPD RI lainnya, R.A Yashinta Sekarwangi Mega, menilai pertanian bawang merah tak hanya berperan sebagai penyedia pangan, tetapi juga sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat desa.
“Bawang merah bukan hanya komoditas pangan, tapi penggerak ekonomi. Gunungkidul ini daerah agraris dengan luas lahan potensial. Namun, masih ada wilayah yang masuk kategori rentan pangan. Maka penguatan kelembagaan seperti koperasi menjadi sangat penting,” ujarnya.
Ia mencontohkan peran Koperasi Desa Merah Putih sebagai wadah strategis untuk mengembangkan hasil pertanian lokal dan meningkatkan posisi tawar petani di pasar.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyampaikan bahwa panen raya ini mencerminkan ketangguhan petani dalam menghadapi tantangan iklim, keterbatasan permodalan, dan fluktuasi harga pasar.
“Semangat kemandirian pangan dan daya juang petani tetap terjaga. Maka, dialog aspiratif seperti ini sangat penting agar kebijakan benar-benar berpihak dan tepat sasaran,” ujarnya.
Joko juga menambahkan bahwa Pemkab Gunungkidul terus mendorong inovasi di sektor pertanian melalui peningkatan kapasitas kelompok tani, diversifikasi produk, dan penguatan rantai pasok.
“Harapannya, desa-desa seperti Klayar tak hanya menjadi lumbung pangan, tapi juga pusat ekonomi berbasis potensi lokal,” imbuhnya.
Panewu Nglipar, Sustiwiningsih, memaparkan bahwa produksi bawang merah di wilayahnya cukup menjanjikan. Dari satu hektare lahan, petani mampu menghasilkan hingga 30 ton bawang merah basah, dengan harga jual mencapai Rp25.000 per kilogram.
Kunjungan kerja anggota DPD RI ini juga merupakan bagian dari agenda jaring aspirasi untuk menyerap langsung masukan dari masyarakat, sekaligus mendorong penguatan kebijakan yang berakar dari kebutuhan petani dan kondisi lokal.