MCI – Gunungkidul, DIY | Langit Rongkop mendadak muram pada Senin (27/10/2025) siang. Tiga anak manusia yang berangkat dengan niat sederhana menuntut ilmu dan mencari nafkah tak pernah tahu bahwa hari itu menjadi perjalanan terakhir mereka di dunia.
Sekitar pukul 14.30 WIB, jalan umum Ponjong–Rongkop yang biasanya sepi berubah menjadi saksi bisu tragedi memilukan. Sebuah truk molen melaju dari arah Selatan ke Utara. Saat memasuki tikungan kiri menurun di Padukuhan Kerdonmiri, Kalurahan Semugih, Kapanewon Rongkop, truk itu diduga melebar ke kanan, melewati garis marka jalan.
Pada waktu bersamaan, dari arah berlawanan datang dua sepeda motor — satu dikendarai dua mahasiswa muda, Bimo dan Zaini, yang baru saja pulang dari tugas kuliah, dan satu lagi motor Supra dengan gerobak bakso yang dikendarai seorang warga bernama Riyanto, yang setiap hari berjualan keliling desa.
Detik-detik berikutnya begitu cepat dan mengerikan. Suara rem, benturan keras, dan jeritan warga memecah keheningan sore itu. Dua motor hancur, tiang listrik roboh, dan truk baru berhenti setelah menghantam pohon mangga di pinggir jalan.
Warga sekitar berhamburan keluar rumah. Mereka mendapati ketiga pengendara tergeletak tak bernyawa. Bimo dan Zaini — dua sahabat yang dikenal rajin dan santun — tak lagi bergerak di sisi jalan. Riyanto ditemukan di dekat gerobaknya yang ringsek, mangkuk-mangkuk dagangannya berserakan di tanah berdebu.
“Pak Riyanto itu tiap hari lewat sini. Pagi berangkat jualan, sore baru pulang. Nggak nyangka, hari ini beliau nggak pulang lagi,” tutur Sulastri, warga setempat dengan suara bergetar.
Suasana berubah menjadi haru. Tangis keluarga pecah saat jenazah para korban dievakuasi. Tidak ada yang sanggup menahan air mata melihat perjuangan hidup yang berakhir begitu cepat.
Di rumah duka, suasana hening menyelimuti. Di Gebang Kulon dan Gebang Wetan, orang tua Bimo dan Zaini tak kuasa menatap jasad anaknya yang baru beberapa jam lalu berpamitan untuk kuliah. Sementara itu, di Karangwuni, keluarga Riyanto tampak terpukul menerima kenyataan pahit kehilangan sosok yang dikenal tekun dan sederhana.
Tidak ada jawaban yang mampu menenangkan luka sebesar itu. Hanya doa dan air mata yang tersisa.
Sementara itu, sopir truk molen telah diamankan pihak kepolisian. Unit Gakkum Satlantas Polres Gunungkidul melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan yang merenggut tiga nyawa ini.
Namun bagi keluarga korban, keadilan bukan sekadar hukuman. Mereka hanya berharap, tragedi ini menjadi pelajaran bagi semua agar lebih berhati-hati di jalan — karena tidak ada yang tahu kapan maut datang menjemput.
Hari itu, tiga nyawa berpulang dengan cara yang tak pernah direncanakan.
Perjuangan mereka berhenti di tikungan kecil bernama Kerdonmiri.
Tiga jiwa pergi, meninggalkan pelajaran besar — bahwa hidup adalah perjalanan yang tak pernah bisa kita pastikan ujungnya.
Semoga mereka husnul khatimah.















