Abah Lala Merinding Tampil di Gunungkidul: Bangga Manggung di Tanah Maestro Campursari

Pencipta lagu viral "Ojo Dibandingke" terharu saat tampil di Festival Kamardikan Kalurahan Gari, berjanji ciptakan karya berlatar wisata Gunungkidul.

MCI – Gunungkidul, DIY | Penyanyi sekaligus pencipta lagu “Ojo Dibandingke”, Abah Lala, mengaku terharu saat tampil di Festival Kamardikan yang digelar di Kalurahan Gari, Wonosari, Minggu (24/8/2025). Musisi asal Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali ini merasa bangga bisa kembali manggung di tanah kelahiran maestro campursari, mendiang Mbah Manthos.

Aku itu selalu merinding kalau manggung di Gunungkidul. Lah kok iso yo aku tampil di tempatnya maestro campursari Mbah Manthos. Aku sampai merinding iki,” ungkap Abah Lala kepada Tim MediaCitraIndonesia.com sebelum menyanyikan karyanya.

Kesan Mendalam di Gunungkidul

Meskipun ini adalah kali keduanya tampil di Gunungkidul, Abah Lala menegaskan kesan yang dirasakannya selalu berbeda. Ia bahkan menyebut masyarakat Wonosari masih menjaga rasa cinta terhadap seni tradisional.

“Saya itu terkesan sekali dengan masyarakat Gunungkidul. Masih banyak anak muda, cowok-cewek, yang mau nonton kesenian tradisional Jathilan. Itu keren banget,” ujarnya penuh semangat.

Rencana Ciptakan Lagu tentang Gunungkidul

Terinspirasi panorama alam Gunungkidul, Abah Lala berencana menciptakan sebuah lagu berlatar wisata daerah ini. Hal itu sekaligus mengikuti jejak seniornya, almarhum Didi Kempot, yang dikenal konsisten mengangkat budaya dan daerah dalam setiap karyanya.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/ramainya-senja-di-telaga-serpeng-antara-wisata-sunset-dan-berkah-pedagang/

“Gunungkidul itu eksotis. Saya ingin bikin lagu dengan latar keindahan alamnya, biar dikenal lebih luas lewat musik,” tambahnya.

Pesan untuk Generasi Muda

Lebih jauh, Abah Lala menitipkan pesan khusus kepada generasi muda Gunungkidul agar tetap melestarikan seni campursari dan kesenian tradisional lain seperti Jathilan.

Pertahankan kesenian yang sudah dirintis generasi sebelumnya seperti Mbah Manthos. Kalau memang belum dikenal, teruslah berkarya,” pesannya.

Ia juga menekankan bahwa kesenian seharusnya tidak dijadikan ajang kompetisi. Menurutnya, seni lebih indah dimainkan bersama, bukan dipertandingkan.

Kesenian jangan dilombakan. Kalau diperlombakan pasti ada yang kalah dan menang. Lebih baik main bareng saja, biar rasa seninya tetap ada,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *