MCI – Yogyakarta | Suasana penuh semangat dan kebersamaan terasa di Pendopo Kantor PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta, Jalan Ipda Tut Harsono No. 55 Timoho, pada Minggu (9/11/2025) pagi. Ratusan pegiat Bio Energy Power (BEP) dari berbagai komunitas di Kabupaten Sleman berkumpul dalam acara Latihan Bersama Gabungan (Latbergab) ke-3 PKBSI Cabang Sleman DIY, yang menjadi salah satu agenda besar komunitas penggiat BEP di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Perkumpulan Komunitas Bio Energy Power Seluruh Indonesia (PKBSI) Cabang Sleman, dengan dukungan penuh dari PKBSI Wilayah DIY yang diketuai oleh Ir. Gatot Saptadi, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) DIY. Acara dimulai sejak pukul 07.00 WIB dan berlangsung hingga siang hari dengan penuh antusiasme dari seluruh peserta.
Gerakan Nasional dari Filosofi Self-Healing
Dalam sambutannya, Ketua PKBSI Wilayah DIY Ir. Gatot Saptadi menjelaskan bahwa Bio Energy Power (BEP) bukan hanya sekadar olahraga atau aktivitas fisik, tetapi merupakan filosofi hidup yang berakar pada kemampuan manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri. BEP adalah kombinasi Olah Nafas dan Olah Gerak (ON-OG) yang dikembangkan oleh Bapak Harry J. Angga, dengan dasar pemikiran bahwa keseimbangan energi tubuh dapat memperkuat daya tahan dan meningkatkan metabolisme.
“Manusia sejatinya memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Melalui BEP, kita belajar mengatur nafas dan gerak dengan kesadaran penuh, sehingga energi dalam tubuh dapat mengalir dengan baik dan memperbaiki fungsi organ,” terang Gatot Saptadi dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Gatot menekankan bahwa BEP menjadi bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan bangsa secara menyeluruh, sejalan dengan visi Yayasan Bio Energy Power Indonesia (YBEPI) yang dipimpin oleh Dra. Lis Nurul Qomariyah, MM., penerus resmi mandat dari pencipta BEP, Harry J. Angga.
Resmi Terdaftar dan Terbukti Ilmiah
BEP yang telah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia, telah terdaftar secara resmi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Berdasarkan Surat Dirjen HaKI No. IDM000279219 Tahun 2000, BEP telah mendapatkan Hak Merek Resmi, sementara koreografi BEP juga memperoleh Hak Cipta Nomor 083620 Tahun 2016.
PKBSI, yang diketuai secara nasional oleh Prof. Dr. Ir. Suhariningsih, dibentuk berdasarkan Akta Pendirian Nomor 02 tanggal 12 Januari 2022, di hadapan notaris Damayanti Listio Ratih, SH., MKn, dan telah mendapatkan pengesahan dari Kemenkumham RI melalui Surat Keputusan Nomor AHU-0000275.AH.01.07.Tahun 2022 tanggal 19 Januari 2022.
Dalam perjalanannya, PKBSI telah melaksanakan berbagai penelitian ilmiah terkait manfaat ON-OG BEP. Penelitian menunjukkan bahwa gerakan BEP mampu meningkatkan kadar oksigen darah, keseimbangan energi tubuh, serta memberi dampak signifikan terhadap kesehatan fisik, mental, dan sosial, khususnya bagi kalangan lanjut usia (lansia).
BEP di Sleman: Komunitas Aktif dan Solid
Sebagai bagian dari PKBSI Wilayah DIY, PKBSI Cabang Sleman dipimpin oleh Ir. Sri Agustini Sulandari, MSi., yang secara konsisten membina 15 Rumah Sehat (rS) dengan total 62 pelatih, 226 BEPers, dan 268 non-BEPers.
Adapun Rumah Sehat yang tergabung antara lain rS Happy Embung Tambakboyo, Sekip Ceria, Mawar Sucen, Pendopo Taspen, Rahayu Pringwulung, IKAPEN UNY, hingga Lansia Anggrek Drono.
Latihan Gabungan (Latbergab) ke-3 ini menjadi ajang silaturahmi antar pegiat BEP. Sebanyak 282 peserta hadir dalam kegiatan tersebut, terdiri dari 257 pegiat BEP serta 25 undangan dari berbagai instansi dan komunitas, termasuk Bank Mantab dan perwakilan lembaga kesehatan.
Meningkatkan Semangat dan Nilai Moral
Acara Latbergab ini tidak hanya menekankan aspek kebugaran jasmani, tetapi juga pembentukan karakter dan mental peserta. BEP mengajarkan kesadaran diri, pengendalian emosi, dan pentingnya keseimbangan antara tubuh dan pikiran.
Dengan motto “Komunitas Cerdas dan Bermartabat,” PKBSI berkomitmen menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi dalam setiap aktivitasnya. Gatot Saptadi menegaskan bahwa PKBSI berperan sebagai wadah pembinaan nasional yang tidak hanya menumbuhkan kecerdasan, tetapi juga keharmonisan sosial di tengah masyarakat.
“Kami ingin BEP menjadi gerakan nasional yang membawa semangat kesehatan, kebersamaan, dan ketulusan. Karena sehat bukan hanya fisik, tetapi juga mental dan spiritual,” tegas Gatot.
Dari Yogyakarta untuk Indonesia Sehat
Dalam kesempatan tersebut, Gatot juga mengapresiasi semangat para pegiat di Sleman yang terus aktif mengembangkan BEP hingga ke pelosok daerah. Ia menyebut bahwa Yogyakarta, dengan lima cabang PKBSI-nya (Sleman, Bantul, Kulonprogo, Kota Yogyakarta, dan Gunungkidul), menjadi salah satu wilayah paling aktif di Indonesia dalam gerakan BEP.
Selain latihan fisik bersama, kegiatan juga diisi dengan sesi sarasehan dan diskusi ringan mengenai manfaat BEP bagi kesehatan masyarakat. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara dengan semangat tinggi dan penuh kebersamaan.
“Dari Yogyakarta kita ingin menularkan semangat sehat dan bahagia ke seluruh Indonesia. BEP bukan hanya olahraga, ini adalah gerakan moral dan sosial untuk bangsa yang lebih kuat,” pungkas Gatot.
Bio Energy Power (BEP) adalah sistem latihan Olah Nafas dan Olah Gerak (ON-OG) yang bertujuan menyeimbangkan energi tubuh manusia untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, serta kemampuan penyembuhan alami.
PKBSI sendiri memiliki 12 wilayah di seluruh Indonesia, mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Papua, Gorontalo, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Utara.
Dengan terus berkembangnya komunitas BEP di berbagai daerah, diharapkan Bio Energy Power dapat menjadi gerakan nasional menuju masyarakat Indonesia yang sehat, tangguh, dan berkarakter.















