MCI – Kulon Progo, DIY | Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan melalui kegiatan penanaman pohon mangrove di kawasan pesisir Pantai Pasir Mendit, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, pada Minggu (12/10/2025).
Aksi ini menjadi bagian dari dukungan UNY terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), ke-14 (Kehidupan di Bawah Air), dan ke-15 (Ekosistem Daratan), serta memperkuat kontribusi UNY dalam pemeringkatan UI GreenMetric (UIGM).
Sebanyak 90 mahasiswa UNY, termasuk sejumlah mahasiswa asing, ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka tidak hanya menanam mangrove, tetapi juga melakukan pembersihan pantai dari berbagai jenis sampah plastik dan limbah anorganik. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem pesisir yang lebih sehat dan siap mendukung pertumbuhan mangrove baru.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi Prof. Soni Nopembri menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar penanaman pohon, melainkan sarana pembelajaran lapangan bagi mahasiswa.
“Melalui penanaman mangrove, mahasiswa dapat belajar langsung tentang pentingnya ekosistem pantai dan laut. Kegiatan ini mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir,” ujarnya.
Sementara itu, Warso, Ketua Pengelola Wana Tirta Pantai Pasir Mendit, mengapresiasi inisiatif UNY.
“Mangrove bukan hanya tanaman biasa. Ia mampu mencegah abrasi, menahan sedimen, serta menjadi benteng alami dari bencana. Selain itu, mangrove juga efektif menyerap karbon,” tutur Warso.
Ia mengisahkan, sejak 2009 telah menanam lebih dari 50.000 pohon mangrove bersama LPPSP Semarang hingga akhirnya kawasan ini dibuka sebagai wisata edukatif pada 2016.
Koordinator kegiatan, Isti Yunita, Ph.D., menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk nyata integrasi program kampus berkelanjutan UNY.
“Penanaman mangrove ini tidak hanya simbolis. Ia berperan besar dalam mitigasi perubahan iklim dan mendukung pencapaian SDGs. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi pada peningkatan skor UNY di sistem UIGM,” jelas Isti.
Menurut Isti, kawasan Pantai Pasir Mendit dipilih karena termasuk wilayah rawan abrasi dan penurunan kualitas ekosistem pesisir. Penanaman dilakukan secara sistematis dengan melibatkan masyarakat lokal, pengelola Wana Tirta, dan Yayasan Lingkungan Hidup Kulon Progo, guna memperkuat kolaborasi dan edukasi lingkungan.
Salah satu mahasiswa peserta, Wina, dari Prodi Pendidikan Biologi FMIPA UNY, mengaku senang bisa terlibat langsung.
“Saya jadi tahu cara menanam mangrove dan memahami manfaatnya bagi lingkungan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat UNY. Ke depan, universitas berencana melanjutkan konservasi dengan penangkaran penyu serta mengembangkan kawasan edukatif berbasis pesisir sebagai laboratorium alam terbuka.
“Kami ingin UNY tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berperan aktif dalam pencapaian SDGs dan menjadi kampus hijau berkelanjutan,” pungkas Isti Yunita.
Melalui aksi nyata ini, UNY membuktikan diri sebagai perguruan tinggi yang tak hanya mengajarkan teori keberlanjutan, tetapi juga turun langsung ke lapangan, berkolaborasi dengan masyarakat untuk membangun masa depan lingkungan yang lestari dan berdaya.