MCI – Yogyakarta |4 Oktober 2025 — Kabupaten Gunungkidul akan menjadi tuan rumah Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 yang digelar pada 11–18 Oktober 2025. Setelah tahun sebelumnya berlangsung di Bantul dengan tema “benda”, tahun ini FKY memasuki tahun ketiga pelaksanaan peta jalan lima tahunan dengan mengangkat tema “adat istiadat”, berlokasi di Lapangan Logandeng, Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, SS., M.A., menjelaskan bahwa pelaksanaan FKY tahun ini merupakan bagian dari proses rebranding FKY sebagai forum kebudayaan yang merayakan seluruh bentuk objek kebudayaan, bukan hanya pameran seni semata.
“Tahun ini adalah tahun ketiga dari rebranding. Ini sesuai dengan roadmap yang setiap tahunnya berpindah dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gunungkidul dipilih bukan tanpa alasan. Daerah ini memiliki kekayaan adat istiadat dan tradisi yang masih hidup hingga kini, diwariskan secara turun-temurun, dan menjadi bagian dari interaksi sosial masyarakat sehari-hari. Gunungkidul tidak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga ekosistem yang merepresentasikan nilai-nilai kultural yang kuat dan melekat dalam kehidupan masyarakatnya.
Perwakilan Steering Committee FKY, Dr. Koes Yuliadi, M.Hum., mengungkapkan bahwa tema “Adoh Ratu, Cedhak Watu” menjadi refleksi dari filosofi kehidupan masyarakat Gunungkidul.
“Tema ini menjadi konsep luar biasa yang menguatkan identitas masyarakat. Di Gunungkidul, hubungan manusia dengan sesama, alam, dan Tuhan terwujud dalam adat istiadat, seperti hubungan manusia dengan ternak yang juga memiliki nilai simbolik,” jelasnya.
Secara harfiah, “Adoh Ratu, Cedhak Watu” berarti “jauh dari raja, dekat dengan batu”. Tema ini merepresentasikan etos kebudayaan khas Gunungkidul yang menekankan nilai-nilai kemandirian, kesederhanaan, dan kedekatan dengan alam. FKY 2025 tak sekadar menjadi ajang perayaan adat, melainkan juga wadah pertukaran gagasan lintas budaya dan generasi.
Sementara itu, B. M. Anggana, Ketua Panitia FKY 2025, menyebut bahwa tahun ini merupakan tahun ke-35 penyelenggaraan Festival Kebudayaan Yogyakarta. Ia mengatakan, sejak Mei 2025, tim riset FKY telah menggali nilai-nilai adat Gunungkidul untuk memperdalam tema.
“Tema ini menjadi pernyataan kuat tentang kemandirian dan solidaritas masyarakat, sekaligus representasi dari kedaulatan rakyat,” tuturnya.
Pembukaan festival akan digelar 11 Oktober 2025 di Lapangan Logandeng, diawali dengan Pawai Rajakaya, yaitu arak-arakan kambing ternak, diikuti bregada prajurit khas Yogyakarta, barisan pembawa ubo rampe gumbregan, serta pasukan panji desa hasil kompetisi Panji Desa.
Selain parade budaya, berbagai program juga siap memeriahkan FKY 2025, antara lain:
- Kompetisi FKY: Panji Desa, Rajakaya, dan Jurnalisme Warga
- Jelajah Budaya: Telusur Tutur, Lokakarya, dan Sandiswara
- Gelaran Olah Rupa & Panggung FKY
- FKY Bugar dan Pasaraya Adat “Ruwang Berdaya”
- Pawon Hajat Khasiat (ruang eksperimental pangan berbasis adat Gunungkidul)
- FKY Rembug (Wicara, Siniar, dan Wedangan).
Rangkaian kegiatan juga melibatkan karang taruna, PERWOSI, serta komunitas lokal di 18 kapanewon di Gunungkidul. Misalnya, program Telusur Tutur yang telah berlangsung sejak 26 September hingga 4 Oktober 2025, melibatkan komunitas penghayat kepercayaan dan kelompok pemuda lokal.
Program Pawon Hajat Khasiat akan menjadi ruang bagi masyarakat untuk menampilkan inovasi pangan tradisional berbasis bahan lokal, melibatkan ibu-ibu, petani, dan pelaku kuliner Gunungkidul.
Seluruh kegiatan terbuka untuk umum, dan pengunjung dapat mengikuti jadwal serta informasi kegiatan melalui media sosial @infofky dan situs resmi fky.id.
Dengan mengusung semangat “Adoh Ratu, Cedhak Watu”, FKY 2025 diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Gunungkidul dan Yogyakarta untuk menegaskan identitas budaya lokal, memperkuat solidaritas sosial, serta merayakan kekayaan adat yang hidup dan berkelanjutan.