Nusantara International Kite Festival 2025 Siap Ukir Sejarah: Festival Layang-Layang Terbesar di Indonesia Digelar di Yogyakarta

Digelar 19–27 Juli 2025, Festival Ini Libatkan 100 Klub Pelayang dari Dalam Negeri dan 25 Negara Peserta, dengan Target 850 Ribu Pengunjung

MCI – Yogyakarta, DIY | Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadi tuan rumah gelaran budaya berskala internasional, Nusantara International Kite Festival (NIKF) 2025. Acara ini akan berlangsung pada 19 hingga 27 Juli 2025 dan digelar di tiga lokasi utama, yaitu Rest Area Grogol Gunungkidul, Pantai Mercusuar Pandansari, dan Pantai Parangkusumo, Bantul.

NIKF 2025 digagas oleh komunitas Angkasa Satu Pelayang Karib Nusantara Bersatu sebagai perayaan budaya layang-layang terbesar yang pernah diselenggarakan di Indonesia. Festival ini menjadi ajang silaturahmi antar pelayang dari berbagai daerah dan negara, sekaligus mengangkat kembali kejayaan budaya layang-layang nusantara.

Tercatat lebih dari 100 klub pelayang dari berbagai penjuru tanah air akan ambil bagian, bersama dengan delegasi dari 25 negara. Kehadiran peserta internasional ini menjadikan NIKF 2025 sebagai festival layang-layang berskala global yang pertama dan terbesar di Indonesia.

“Selain menjadi ruang kreatif bagi para pelayang, NIKF 2025 juga mengangkat kembali warisan budaya yang nyaris terlupakan. Layang-layang bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana komunikasi budaya dan spiritual yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu,” ujar Sustono Auri Handoko, Humas Panitia NIKF 2025.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/digelar-21-september-ugm-trail-run-tawarkan-keindahan-lereng-merapi/

Dalam catatan sejarah, jejak tertua layang-layang ditemukan di Gua Sugi, Muna, Sulawesi Tenggara, yang diperkirakan berusia lebih dari 4.000 tahun. Fakta ini turut diangkat dalam festival sebagai upaya mendorong pengakuan UNESCO atas Indonesia sebagai asal muasal budaya layang-layang dunia.

Rangkaian kegiatan NIKF 2025 akan sangat beragam, mulai dari eksibisi layang-layang internasional, kontes layang-layang tradisional dan modern, parade umbul-umbul, pertunjukan seni budaya, hingga layang-layang malam atau Nite Kite Festival. Festival ini juga akan melibatkan publik melalui lomba foto dan video Instagram, bazar UMKM, serta booth interaktif dari berbagai sponsor.

“Kami memperkirakan lebih dari 100.000 pengunjung akan hadir di tiap lokasi, dengan total potensi audiens mencapai 850 ribu selama rangkaian acara. Ini menjadi peluang besar untuk mempromosikan budaya sekaligus mendorong geliat ekonomi kreatif di daerah,” tambah Sustono.

Melalui NIKF 2025, panitia berharap semangat kolaborasi dan pelestarian budaya dapat terus ditumbuhkan. Festival ini juga diharapkan mampu menempatkan Indonesia sebagai poros utama dalam perayaan budaya layang-layang di tingkat dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *