MCI – Gunungkidul, DIY | Sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gunungkidul menghadapi sorotan. Target PAD 2025 ditetapkan sebesar Rp33.540.349.900. Namun hingga 29 September 2025, realisasi baru mencapai Rp20.683.901.175 atau 62 persen saja, dari kunjungan wisatawan sebanyak 1.982.359 orang.
Angka tersebut menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat. Mengingat Gunungkidul dikenal memiliki deretan pantai populer, wisata minat khusus, hingga event budaya, mengapa kontribusi pendapatan belum sebanding dengan potensi yang ada?
Kepala Bidang Pengembangan Dinas Pariwisata Gunungkidul, Supriyanta, tidak menampik adanya penurunan tren kunjungan tahun ini. Meski begitu, ia menegaskan pihaknya menyiapkan strategi untuk menutup selisih.
“Kami menguatkan promosi lewat media sosial resmi dari Dinas Pariwisata Gunungkidul, menyelenggarakan event seperti Gunungkidul Tourism Fest, dan mendorong pelaku wisata aktif mempromosikan destinasinya. Infrastruktur wisata juga terus kami rawat agar tetap nyaman,” kata Supriyanta saat dikonfirmasi Media Citra Indonesia, Senin (29/9/2025).
Baca juga : https://mediacitraindonesia.com/pelajar-tewas-dalam-kecelakaan-di-jalan-siraman-pulutan-gunungkidul/
Namun, fakta bahwa capaian baru 62 persen hingga memasuki kuartal keempat, membuat publik bertanya-tanya apakah strategi yang ada cukup efektif. Harapan besar kini bertumpu pada libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Momen tersebut diyakini bisa menjadi penentu tercapainya target Rp33,54 miliar.
“Libur Nataru selalu menjadi puncak kunjungan wisatawan. Kami optimistis target bisa tercapai dengan momentum itu,” tambah Supriyanta.
Meski ada optimisme, publik masih menunggu bukti nyata. Apakah strategi promosi, event, dan pemeliharaan infrastruktur benar-benar mampu mendongkrak angka kunjungan? Ataukah ada faktor lain yang perlu dikritisi dalam pengelolaan sektor wisata Gunungkidul? Pertanyaan ini masih terbuka, dan jawabannya akan terlihat menjelang akhir tahun.