Polres Gunungkidul Imbau Warga Lebih Peduli dan Dekatkan Diri pada Tuhan, 21 Kasus Gantung Diri Terjadi Sepanjang 2025

Hingga akhir Oktober 2025, tercatat sudah 21 kasus gantung diri terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Polres mengimbau masyarakat untuk saling peduli dan tidak meninggalkan orang-orang yang tengah menghadapi kesulitan hidup.

Foto : Kasihumas Polres Gunungkidul AKP. Subarsana

MCI – Gunungkidul, DIY | Fenomena gantung diri kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan data Polres Gunungkidul hingga Senin (28/10/2025), tercatat 21 kasus gantung diri terjadi sejak awal Januari 2025. Angka ini menunjukkan bahwa kepedulian sosial dan pendekatan spiritual masih perlu terus diperkuat di tengah masyarakat.

Kasih Humas Polres Gunungkidul, AKP Subarsana, menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya angka tersebut. Menurutnya, berbagai faktor seperti lemahnya iman, tekanan ekonomi, masalah keluarga, dan penyakit menahun kerap menjadi pemicu utama tindakan nekat tersebut.

“Kalau kita melihat, penyebabnya beragam. Ada yang karena penyakit, ada juga karena permasalahan keluarga atau beban ekonomi. Tapi yang paling mendasar adalah karena iman yang mulai goyah. Harusnya, kalau sudah punya masalah atau penyakit, keluarga terdekat jangan menjauh, tapi justru mendekat. Kasih semangat dan dukungan supaya cepat pulih,” ungkap AKP Subarsana, Selasa (28/10/2025).

Ia menambahkan, bagi masyarakat yang tengah menghadapi beban ekonomi atau terlilit utang, penting untuk mencari jalan keluar secara terbuka dan bijak, bukan dengan mengakhiri hidup.

“Kalau punya utang atau masalah keuangan, carilah cara penyelesaian yang baik. Bisa bicara dengan keluarga, tetangga, atau pihak yang bisa membantu. Jangan biarkan masalah itu membuat frustrasi hingga akhirnya nekat gantung diri. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, AKP Subarsana mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, terutama bila ada tetangga atau kerabat yang menunjukkan tanda-tanda menyendiri, menarik diri, atau mengalami tekanan batin.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/art-fun-for-children-pameran-seni-patung-anak-di-pendhapa-art-space-hadirkan-ruang-belajar-dan-rekreasi-keluarga/

“Kalau ada tetangga atau teman yang mulai menyendiri, jarang bergaul, atau tampak murung, tolong didekati. Ajak bicara, beri perhatian, dan ingatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jangan gantung diri, tapi gantungkanlah harapanmu kepada Tuhan. Banyak-banyaklah berdoa, bukan berputus asa,” pesannya penuh makna.

Menurutnya, tindakan sederhana seperti memberi semangat, mendengarkan keluh kesah, atau mengajak beribadah bersama dapat menjadi penyelamat bagi seseorang yang sedang berada di titik terendah hidupnya.

Peran Keluarga dan Lingkungan Sangat Penting

Polres Gunungkidul menegaskan bahwa pencegahan kasus gantung diri tidak bisa dilakukan aparat kepolisian saja. Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan sosial yang hangat, peduli, dan penuh dukungan emosional.

AKP Subarsana mengajak seluruh masyarakat Gunungkidul untuk saling menjaga dan menguatkan satu sama lain.

“Hidup itu memang tidak mudah, tapi tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Mari kita jaga satu sama lain, bantu yang lemah, dan kuatkan yang sedang goyah. Jangan sampai ada lagi yang memilih jalan pintas,” tegasnya.

Harapan untuk Gunungkidul yang Lebih Peduli

Dengan meningkatnya angka kasus gantung diri sepanjang tahun ini, Polres Gunungkidul berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi, edukasi, serta pendampingan sosial dan rohani bersama tokoh masyarakat, dinas kesehatan, dan lembaga keagamaan.

Harapannya, kesadaran masyarakat untuk saling peduli, mendengarkan, dan menguatkan sesama semakin tumbuh, sehingga tidak ada lagi nyawa yang hilang karena keputusasaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *