Mediacitraindonesia.com| Yogyakarta| Di tengah semangat pertumbuhan dunia wirausaha kreatif, Meet The Investor #2 hadir sebagai ruang pertemuan antara ide, strategi, dan peluang nyata. Diselenggarakan oleh APKJ (Asosiasi Pengusaha Kreatif Jaya), bekerja sama dengan GIK UGM dan G-Media, acara ini bukan sekadar seminar atau ajang pitching biasa, melainkan festival bisnis yang menghidupkan semangat bertumbuh, saling belajar, dan membuka akses menuju dunia investasi.
G-Media menghadirkan kelas-kelas kecil gratis hasil kolaborasi dengan berbagai komunitas seperti MoM (Minutes of Manager). Kelas-kelas ini dirancang untuk menjadi ruang belajar praktis bagi pelaku usaha, agar terus berkembang melalui pengetahuan dan jaringan yang relevan.
Namun sorotan utama hari pertama adalah Speed Dating Business & Investor sebuah format unik yang mempertemukan 75 tim bisnis terkurasi dengan lebih dari 30 investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Tim-tim ini sebelumnya telah melalui proses seleksi pitch deck yang ketat, dan di hari itu, mereka berkesempatan menyampaikan ide dan model bisnis mereka secara langsung di hadapan para investor.
Suasana intens, penuh antusias, namun juga penuh harapan. Selama dua hari penuh, 17 hingga 18 Mei 2025, GIK UGM menjadi saksi dari lahirnya berbagai kolaborasi, diskusi berkualitas, hingga pitch deck yang menginspirasi.
Aryo Wiryawan, Chairman Jala Tech & CEO Indmira Peter Shearer, Founder & CEO Wahyoo. Aryo menjelaskan bahwa model pendanaan sangat bergantung pada karakter model bisnisnya.
“Misalnya, bisnis dengan proses riset panjang tidak bisa disamakan pendekatannya dengan bisnis F&B. Yang satu butuh kesabaran, yang lain bisa langsung ke equity,” ungkapnya.
Sementara itu, Peter Shearer mengingatkan pentingnya mentalitas sebelum mencari modal.
“Penolakan adalah bagian dari proses. Kalau tidak siap mental, jangan dulu bicara investasi,” katanya.
Dengan Dara Mawar sebagai moderator, sesi ini mendalami lanskap ekonomi dari dua narasumber Raymond Chin, Investor & Content Creator dan Salman Subakat Co-Founder ParagonCorp. Raymond membahas pergeseran paradigma investor.
“Dulu, yang dicari adalah upside besar, sekarang yang utama adalah don’t lose money. Grow tetap penting, tapi harus realistis,” katanya.
Salman menguatkan pernyataan tersebut. Baginya, pihaknya dulu bicara expected market, sekarang fokus ke real market. Validasi pasar adalah titik awal yang krusial.
Sesi terakhir sekaligus penutup rangkaian acara dipandu oleh Jadid Purwaka, dengan panel pembicara yang mewakili berbagai spektrum bisnis Budiyanto selaku Managing Director G-Media, Nizar Bawazier selaku CEO Importa Group, Amiyandra sebagai Principal, 1982 Ventures, dan Budi Satria Isman ex-Group Director Coca-Cola & CEO Sarihusada Danone.
Budiyanto mengatakan bahwa dalam bisnis, masalah adalah makanan sehari-hari. “Yang membedakan adalah apakah kita bisa mengubahnya menjadi peluang atau tidak.”
Amiyandra, dari perspektif investor, menyoroti pentingnya validasi pasar.
“Kalau market-nya gak ada, pertimbangannya jadi jauh lebih kompleks.”
Nizar Bawazier menyatakan, “Bisnis itu soal momentum. Tantangannya adalah: apakah kita cukup jeli dan cukup siap untuk memanfaatkannya?”
Sementara Budi Satria Isman memberikan penutup yang reflektif.
“Tidak semua bisnis siap untuk scale-up. Ada tahapan yang harus dilalui. Kesadaran akan hal ini penting agar ekspansi tidak menjadi jebakan, “ujar Budi.
Berbagai pihak memberi dukungan ,di antaranya G-Media, GIK UGM, ACCURATE, MOI Group, JNT, Alibaba Cloud x Xerpihan, Toko Crypto, IA UGM, Sinarmas, Boleh Dicoba Digital, Vherkudara, Importa, Ambarukkmo, dan Kirimin Aja.
Meet the Investor #2 di Yogyakarta menjadi ajang luar biasa yang mempertemukan pelaku startup dan investor dalam atmosfer kolaboratif. Gmedia bangga dapat terlibat menjadi bagian dari sesi inspiratif yang menunjukkan semangat besar komunitas bisnis dan kreatif, dari jogja untuk indonesia. Ujar Budiyanto saat di wawancari oleh pewarta di belakang panggung.
Kegiatan tersebut tidak hanya menciptakan ruang untuk pembisnis saling berkumpul dan mepertemukan Bisnis owner dengna para investor, tetapi menjadi jembatan antara mimpi para entrepreneur dan dunia investasi yang sering kali terasa jauh. Dengan konsep yang inklusif, ekosistem yang suportif, dan forum diskusi yang tajam, acara ini membuktikan bahwa pertumbuhan bisnis bukan mitos ia bisa dibangun, dimulai, dan dimenangkan bersama. (*)