Sambut Musim Tanam 2025/2026, Petani Gunungkidul Dapat Angin Segar dari Bantuan Benih Pemerintah

Ratusan ton benih padi dan jagung disalurkan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul sebagai langkah awal menyongsong datangnya musim hujan dan memastikan petani siap memulai tanam perdana.

MCI – Gunungkidul, DIY | (Selasa, 7 Oktober 2025) – Aroma tanah mulai lembab di beberapa sudut Gunungkidul. Tanda-tanda musim hujan mulai terasa, meski hujan belum benar-benar turun deras. Di tengah antusiasme petani menanti turunnya air langit.

Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul telah bersiap lebih dulu. Ratusan ton benih padi dan jagung kini mulai disalurkan ke berbagai kelompok tani (poktan) di seluruh kapanewon, sebagai bagian dari program bantuan pemerintah (banpem) menghadapi Musim Tanam Pertama (MT I) Tahun 2025/2026.

Berdasarkan prakiraan dari BMKG, musim hujan diperkirakan akan datang pada dasarian ketiga bulan Oktober 2025 dengan curah hujan normal antara 150 hingga 200 milimeter. Hujan akan turun merata di seluruh wilayah Gunungkidul pada pekan terakhir Oktober, sehingga seluruh petani diminta mempersiapkan lahannya sejak awal Oktober ini.

“Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan juga dengan BPP di setiap kapanewon,” terang Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi, SP., M.Si. di sela kegiatan penyaluran bantuan di Wonosari. “Kami himbau para petani agar segera mengolah lahannya dan menebus pupuk bersubsidi sejak dini. Kalau terlambat, nanti bisa menumpuk di gudang dan menghambat distribusi.”

Selain memberikan himbauan, Rismiyadi juga memastikan bahwa bantuan pemerintah berupa benih padi inbrida dan jagung hibrida telah mulai disalurkan ke poktan sasaran. Bantuan ini, menurutnya, bersumber dari program pusat melalui satuan kerja provinsi dan disalurkan tanpa pungutan biaya apa pun. “Tujuannya jelas, agar petani bisa menekan biaya produksi dan tetap semangat menanam meskipun harga input pertanian terus naik,” ujarnya.

Di sisi lain, Danang Sutopo, S.Hut.T, selaku Ketua Tim Produksi Tanaman Pangan DPP Gunungkidul, merinci jumlah bantuan yang disalurkan tahun ini. Total ada 58,46 ton benih jagung hibrida untuk lahan seluas 5.846 hektare, serta 108,3 ton benih padi inbrida untuk 4.332 hektare lahan sawah. “Semua benih ini diberikan gratis. Kami pastikan tidak ada pungutan apa pun. Kami ingin memastikan petani benar-benar mendapat manfaat dan siap menghadapi musim tanam pertama dengan optimis,” ungkapnya.

Suasana lapangan pun tampak hidup. Di Kapanewon Nglipar, misalnya, Budi Kuncoro, A.Md., Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), menyebut bahwa proses droping benih padi sudah selesai dilakukan pada Minggu (5/10/2025). “Total bantuan yang diterima poktan di Nglipar mencapai 10,15 ton benih padi inbrida varietas Inpari 32. Petani sangat senang karena benih ini sudah dikenal tahan terhadap serangan penyakit dan cocok untuk kondisi lahan di sini,” tuturnya.

Sementara di Kapanewon Tepus, para petani masih sibuk mempersiapkan lahan di tengah cuaca yang belum menentu. Edi Januari, SP., Koordinator BPP Tepus, menyampaikan bahwa sekitar 80 persen lahan telah digarap dan siap ditanami. “Kami terus dampingi poktan agar jangan sampai terlambat. Bantuan benih jagung sudah kami salurkan seluruhnya, sekarang tinggal menunggu hujan turun,” ujarnya.

Baca juga :  https://mediacitraindonesia.com/tmmd-bukti-nyata-kemanunggalan-tni-dan-rakyat-dimulai-dari-kalurahan-candirejo-gunungkidul/

Bagi para petani di wilayah selatan Gunungkidul, bantuan benih ini ibarat napas baru. Setelah musim kemarau panjang, sebagian besar petani mengandalkan datangnya musim hujan sebagai momentum utama untuk menanam padi dan jagung. Bantuan benih dari pemerintah dianggap mampu menekan beban modal yang selama ini menjadi tantangan utama dalam bertani.

“Kalau beli sendiri bisa habis ratusan ribu per hektare. Ini sudah gratis, jadi kami tinggal fokus olah lahan saja,” kata seorang petani di Padukuhan Karangrejek, Wonosari, sambil menata karung benih di pinggir sawahnya yang mulai dibajak.

Langkah cepat Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menyalurkan benih sejak awal Oktober ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus mendukung kesejahteraan petani. Dengan koordinasi yang baik antara penyuluh, kelompok tani, dan pemerintah, diharapkan Musim Tanam Pertama 2025/2026 akan menjadi awal yang subur bagi para petani Gunungkidul.

Karena bagi mereka, hujan bukan sekadar air dari langit, melainkan awal kehidupan baru di setiap musim tanam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *