MCI – Gunungkidul, DIY |Pekerjaan pembangunan Rumah Sakit Pratama Ngoro-oro tahap II kembali menjadi sorotan publik. Meski proyek ini menelan anggaran fantastis, dengan pagu Rp4,4 miliar dan nilai kontrak dimenangkan sebesar Rp3,4 miliar oleh CV Wahyu Jati Pratama, pantauan di lapangan menunjukkan indikasi kelalaian serius.
Dalam monitoring yang dilakukan tim media pada Sabtu (20/9/2025), sejumlah pekerja terlihat bekerja tanpa mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) yang semestinya menjadi standar wajib dalam proyek konstruksi. Helm proyek, sepatu safety, hingga rompi kerja tidak tampak digunakan. Kondisi ini jelas membahayakan keselamatan pekerja, terutama di proyek berskala besar.
“Kalau sampai ada kecelakaan kerja, siapa yang bertanggung jawab? Para pekerja ini hanya mencari nafkah, seharusnya keselamatan mereka dijamin. Jangan sampai anggaran miliaran hanya fokus pada bangunan, tapi mengorbankan nyawa pekerja,” tegas seorang anggota tim media yang ikut memantau langsung di lokasi.
Lebih memprihatinkan lagi, upaya konfirmasi kepada pihak CV Wahyu Jati Pratama tidak berhasil dilakukan. Nomor yang dihubungi tidak aktif, menambah tanda tanya soal keseriusan dan profesionalisme kontraktor ini dalam mengelola proyek vital sektor kesehatan tersebut.
Sebagai kontraktor pemenang proyek bernilai miliaran rupiah, seharusnya CV Wahyu Jati Pratama tidak mengabaikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini bukan sekadar formalitas, melainkan kewajiban hukum. Tidak hanya kontraktor, konsultan pengawas dan dinas terkait juga wajib memastikan standar keselamatan terpenuhi.
Publik menilai lemahnya pengawasan akan membuka peluang kontraktor bekerja asal-asalan. “Kalau konsultan dan pengawas diam saja, artinya mereka ikut membiarkan. Proyek rumah sakit ini adalah kepentingan publik, jadi semua pihak harus serius,” imbuhnya.
Kasus ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur kesehatan tidak hanya soal beton dan besi, tapi juga soal tanggung jawab moral dan hukum terhadap keselamatan pekerja. Tanpa pengawasan ketat, proyek berisiko menelan korban jiwa di kemudian hari.














