MCI – Gunungkidul, DIY | Dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, RSUD Wonosari menggelar acara bertajuk Gedor Rasulan (Gerakan Donor Darah Sukarelawan) sebagai bentuk konkret semangat gotong royong masyarakat. Acara ini dibuka dengan peresmian jembatan pejalan kaki senilai Rp297 juta, dilanjutkan dengan peninjauan inovasi alat medis Trans Cranial Color Doppler (TCCD) di Klinik Saraf.
Acara ini dihadiri oleh Plt Direktur RSUD Wonosari, Dr. Wanda Abrar, MPH, dan juga Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, yang turut memberikan sambutan dan dukungan langsung atas rangkaian kegiatan tersebut.
Peresmian jembatan pejalan kaki yang dibangun dari dana BLUD dilakukan sebagai wujud peningkatan kenyamanan dan keselamatan bagi pasien serta pengunjung rumah sakit. Selain itu, alat medis TCCD yang kini tersedia di Klinik Saraf RSUD Wonosari menjadi langkah baru dalam deteksi dini risiko stroke, meningkatkan kualitas layanan kesehatan saraf di wilayah tersebut.
Menurut Diah Prasetyorini, acara ini tak hanya memperingati kemerdekaan, tetapi juga menjadi simbol nyata semangat solidaritas sosial. “Gedor Rasulan ini bukan sekadar donor darah, tapi cerminan kepedulian dan gotong royong masyarakat Gunungkidul,” jelasnya.
Bupati Endah menegaskan bahwa bentuk cinta tanah air bukan hanya melalui lagu dan upacara, tetapi lewat tindakan nyata. “Rela berkorban, menyayangi sesama, dan menghibahkan waktu adalah bentuk kemerdekaan yang paling esensial,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi tiga langkah RSUD Wonosari dalam membuktikan pelayanan publik yang berkualitas:
- Pembangunan jembatan pejalan kaki
- Peningkatan layanan saraf dengan alat TCCD
- Kegiatan donor darah Gedor Rasulan
“Ini bukan seremoni semata, melainkan pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Kita harus terus menghadirkan keadilan sosial melalui pelayanan publik yang cepat, transparan, dan penuh empati,” tegas Bupati.
Acara dilangsungkan pada Rabu, 6 Agustus 2025 di lingkungan RSUD Wonosari, Gunungkidul, dan mendapat sambutan hangat dari tenaga medis, relawan, serta masyarakat sekitar.
Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh bahwa kemerdekaan bisa diwujudkan lewat pelayanan publik yang berdampak langsung, dan menjadi inspirasi bagi instansi lain untuk mengedepankan inovasi, kolaborasi, dan nilai kemanusiaan.